Rabu, 04 November 2015

Membaca Laporan Keuangan

Dalam menganalisa harga saham salah satu yang perlu di lakukan adalah membaca laporan keuangan. Apa sih isi dari laporan keuangan? Sederhananya adalah pencatatan keluar masuk nya uang, semua jenis usaha pasti melakukan pencatatan ini, warung kecil dipinggir jalanpun melakukannya, mereka mencatat berapa uang yang mereka keluarkan untuk membeli barang2 yang akan dijual, mereka mencatat berapa barang dagangan yang terjual per hari. Dari situ kita jadi mengetahui sebenarnya waarung kecil tersebut sering merugi atau memperoleh keuntungan .
Hanya saja jika laporan keuangan yang di perusahaan itu lebih kompleks transaksi. Apapun itu yang ingin kita ketahui adalah apakah perusahaan tersebut lebih sering mencatat kerugian atau keuntungan....
Jadi apakah orang yang tidak mengerti laporan keuangan tidak bisa berinvestasi saham???....Tidak benar. Belajar Investasi akan memberikan gambaran sederhana bagaimana cara membaca laporan keuangan.
Agio dan Disagio
Saat sebuah perusahaan mengeluarkan saham, tentunya ada pencatatannya, yang dicatat oleh perusahaan adalah berapa banyak saham yang akan di jual dan tiap lembar sahamnya di beri nilai nominal. Nilai nominal saham berfungsi untuk keperluan pencatatan akuntansi saja. Ada juga yang di sebut dengan Harga penawaran umum saham . lalu bagaimana cara menganalisanya?
Dalam sebuah perdagangan pastilah ada tawar menawar, Saat lembar saham dikeluarkan oleh perusahaan, pembukuan perusahaan mencatat nilai nominal nya adalah Rp 1.000.000 namun pada saat di tawarkan harganya di naikan menjadi 1.500.000.Harga penawaran > nilai nominal = Agio
contoh :
Sebuah sepeda kuno memiliki nilai nominal Rp. 1.000.000 tapi pada sebuah perdagangan sepeda tersebut penawarannya Rp 1.500.000. Ada Selisih Rp. 500.000. Nah...selisih lebih ini di sebut Agio.
Perhitungan Agio ini tidak hanya berlaku saat IPO (saham perdana ) tp juga pada saat right issue (Penerbitan saham baru) . Dari selisih harga yang ada bisa jadi bahan pertimbangan anda untuk membeli saham. Jika selisihnya besar maka artinya para investor menilai saham tersebut memiliki nilai lebih tinggi dari yang ditawarkan oleh perusahaan, kedepannya harga tersebut bisa memiliki peluang besar untuk bisa naik lagi.
Deviden
Para pemegang saham akan mendapatkan pembagian Deviden berdasarkan jumlah saham yang telah di belinya dan juga berdasarakan dari rapat RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Keuntungan Saham adalah keuntungan milik pemegang saham, saat pembagiannya di sebut dividen.
Perusahaan yang mengeluarkan saham (Emiten) pada umumnya memberikan laporan keuntungan secara periodik per 6 bulan dan akhir tahun. Dividen juga di bayarkan bersamaan dengan laporan keuntungan. Jumlah Deviden yang dibayarkan tidak selalu sama karena tergantung dari keuntungan yang diterima perusahaan yang mengeluarkan saham (Emiten)
Perhitungan Deviden menggunakan rumus dibawah ini :
Dividen Persaham Total Deviden Jumlah Saham
periode Contoh :
- Dalam jangka waktu 6 bulan Toko serba maju berhasil mencetak keuntungan sebesar Rp. 100.000.000. Pak Arief sebagi pemilik Toko akan membagikan keuntungannya kepada seluruh masyarakat yang mq PT. Terus Maju untuk membayar dividen kepada pemegang saham. PT. Terus Maju telah mengeluarkan 25 juta saham nya. Berapakah dividen persaham yang dibayarkan kepada para pemegang saham ?
- Pak Irfan membeli saham PT. Terus Maju sejumlah 4500 lembar, jika melihat laporan keuntungan PT. Terus Maju yang kita bahas diatas berapakah deviden yang diterima oleh pak Irfan ?
Jawab :
- Dividen Persaham = 100.000.000 : 1.000.000 = Rp. 100
- Deviden yang diterima pak Irfan = 4500 Lbr x Rp. 100 = Rp. 450.000
Perlu dingat bahwa perhitungan 1 Lot di saham = 500 lembar

Price Earning Ratio (PER)
Anda pasti sudah pernah melihat tampilan harga-harga saham, ada sebuah tabel yang tercantum nama perusahaan dan juga harga bid dan ask . Di tabel itu harga berubah-ubah secara dynamis, kadang merah (Down) , kadang hijau (Naik)... J untuk warna sich bisa fleksibel.
Dari deretan harga saham tersebut dicarilah harga saham yang paling murah, dengan pendapat kita sendiri harga yang murah ini akan segera dapat menjadi harga yang di harapkan. Ya ....pastinya mengharapkan menerima keuntungan.
Cara tersebut diatas dilakukan oleh calon investor yang belum pernah mendapatkan pengetahuan tentang saham. Karena tidak semua harga saham yang murah itu “bagus” untuk di beli.
Hati-hati dengan saham tidur, harga murah tapi tidak bergerak. Penjelasan tentang saham tidur bisa di lihat di artikel Cara Memilih saham.
Lalu bagaimanakah cara kita menentukan saham mana yang bisa dibeli oleh para investor ?
Pada umumnya atau populernya para pemain saham atau analis saham mereka menggunakan Price Earning Ratio (PER) sebagai cara penilaian untuk mengetahui
Nilai saham yang sesungguhnya dari suatu perusahaan. PER ini digunakan untuk menganalisa harga saham yang menunjukan harga yang tidak wajar. Contoh harga tidak wajar : apa menurut anda jika harga 1 butir telur Rp. 5.000, padahal harga sebenernya 1 butir telur adalah Rp. 1.000 ? tentu saja tidak wajar.
Naaahh....harga-harga yang tidak wajar itu ada di deretan harga-harga saham, guna menarik perhatian para investor...jebakan. Hati-hati...
Inilah gunanya harus mengerti tentang PER (Price Earning Ratio). Untuk mengetahui harga saham yang sesungguhnya.
PER adalah hasil bagi antara harga saham dan laba bersih per saham
Rumus PER = Price Earning Ratio
PER = Po
EPS
Earning Per Share (EPS) / Laba bersih persaham.
Digunakan untuk mengetahui berapa sich selisih harga persaham nya. Jika terdapat selisih Lebih aritnya di catat sebagai Laba per saham tp jika hasilnya selisih kurang artinya suatu kerugian persaham. Pertama kali Beli di harga 2500 ternyata di tutup dengan harga. Setelah 1 tahun berjalan hitung kembali menggunakan rumusan EPS , lihat contoh .
Earning Per Share (EPS)
Rumus nya EPS = NIAT (Net Income After Tax) = 40.000.000.000 = 800
Jumlah saham 50.000.000
Rumusan EPS ini ada 2 macam, ada yang include Dividen ada yang exclude Dividen (digunakan oleh saham preferen – saham dengan dividen yang pasti dibagikan tiap tahun)
Earning Price Share ini bisa digunakan untuk menghitung data keuangan yang sifatnya Historis (sudah terjadi) dan Proyektif (yang akan datang)
Dividen Payout Ratio ( DPR ) merupakan perbandingan antara DPS dengan EPS, Intinya sich jika DPS nya besar akan mempengaruhi Dividen Payout Ratio ( DPR ), DPR nya jadi ikut besar.
Contoh cara menghitung DPR
Toko Maju terus pada tahun buku 2009
Dividen yang dibayarkan tahun 2009 sebesar Rp. 10.000.0000
Laba Bersih setelah pajak adalah Rp. 70.000.000.000
Jumlah saham yang diterbitkan adalah 150 juta saham.
Hitung DY dan DPS nya pada tahun 2009, jika harga penutupan saham pada akhir tahun 2009 adalah 1500 / saham.
Dividen 10.000.000
Ss 150.000.000
Ps 2009 1.500 / Saham
NIAT 70.000.000.000
DPS Dividen = 10.000.000 = Rp 67
Ss 150.000.000
DY DPS = 67 = 0,045 4,50%
Ps 1.500
EPS NIAT = Rp. 70.000.000.000 = 467
Ss 150.000.000
DPR DPS = 67 = 0,1435 14,32%
EPS 467
Contoh perhitungan dari semua rangkaian ratio :
Laporan PT. Terus Maju pada tahun 2010 berhasil mencatat
Dividen sebesar Rp. 7.000.000.000 ,
Jumlah saham 50.000.000 Lembar
Net Income After Tax Rp. 40.000.000.000
Harga penutupan saham thn 2010 asalah Rp. 2.500 / Lembar
Maka berapakah rasio DPS, DY, EPS, DPR, PER dari history thn 2010 ?
Jawaban
Dividen Per Share (DPS)
Jumlah Nominal Dividen per saham yang di terima oleh investor
Rumus nya DPS = Dividen =Rp. 7.000.000 .000 = 140
Jumlah Saham 50.000.000 lbr
Dividen Yield (DY)
Rumusnya DY = DPS = 140 = 0,0560 = 5,60%
Harga per saham 2.500
Earning Per Share (EPS)
Rumus nya EPS = NIAT (Net Income After Tax) = 40.000.000.000 = 800
Jumlah saham 50.000.000
Dividen Payout Ratio (DPR)
Rumusnya DPR = DPS = 140 = 0,1750 x
EPS 800
Price Earning Ration (PER)
Rumusnya PER = Ps = 2.500 = 3,1250 x (Makin kecil makin bagus)
EPS 800
Ya....Demikianlah cara2 perhitungan yang ada di investasi saham, yang di tampilkan diatas adalah yang sering kali di gunakan saja.
Yang belajar investasi hendak sampaikan adalah bagaimana cara membaca dari istilah2 akuntansi yang sering digunakan di investasi saham saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar