Jadilah seperti dirimu sendiri.. Jadikanlah pengalamanmu sebagai suatu pelajaran hidup yang berharga, untuk menuju suatu kehidupan baru kedepan yang penuh dengan berbagai macam tantangan.. Yakin dan percayalah, bahwa Allah, sumber kehidupan dan penolong, yang tidak akan membiarkan anaknya terlantar.
Sabtu, 15 Desember 2012
Sabtu, 01 Desember 2012
Manajemen Produksi
wahyu danu: Bab 7 Manajemen Produksi: 1. Perkembangan manajemen produksi Manajemen produksi berkembang setelah manusia menghasilkan barang dan jasa. Pesatnya perkembangan ma...
Kamis, 29 November 2012
Penelitian Ilmiah dan Penelitian Non Ilmiah Serta ...
Penelitian Ilmiah dan Penelitian Non Ilmiah Serta ...: Penelitian Ilmiah dan Penelitian Non Ilmiah Serta Cara Kerja Seorang Ilmuwan Pendahuluan Dalam paper ini dijelaskan mengenai...
Sabtu, 17 November 2012
Hidup Itu Proses
Well, pulang sekolah memang badan ini lagi cape-capenya. Seharian
menelan semua ocehan guru-guru yang sok tahu itu, ditambah lagi capek
abis maen basket lengkap sudah. Badan bau, segala debu menempel
diseluruh tubuh. Tapi tidak kali ini. Hari ini pulang sekolah aku
langsung mandi, makan, shalat, dan langsung nongkrong didepan komputer
Pentium 4 milik inventaris ini. Rupanya sekarang aku lagi dapet ide
postingan lagi. Kebiasaanku kalo dapet ide aku langsung tuangkan diblog kesayanganku ini.
Pagi tadi aku dapet sedikit ilmu disekolah. Lumayanlah, walaupun sedikit semoga bisa bermanfaat buat semuanya. Mo tau ceritanya?? Check this out!!
Jam pelajaran terakhir di sekolah adalah pukul 12.15 WIB. Sebelum itu, murid diberi kesempatan untuk melaksanakan shalat dzhur sambil istirahat. Setelah shalat murid kembali masuk ke kelas untuk meneruskan pelajaran terakhir. Kebetulan pada hari ini adalah hari kamis, dimana pelajaran terakhir di kelas ku adalah pelajaran bahasa Jepang. Ibu Iis adalah guru bahasa Jepang kami. Dia termasuk guru yang baik hati dan tidak sombong menurut versi saya dan saya pikir anak-anak sependapat dengan saya. Namun sayang, kebaikannya justru kami balas dengan sebaliknya. Karena merasa tidak akan mendapat teguran apapun dari ibu, sebagian dari kami ada yang mangkir dari pelajaran. Setelah shalat ada yang langsung jadi ninja warior alias ninja pemanjat pagar sekolah dan sebagian lagi ada yang langsung tidur pulas di mesjid. Wajar memang, dalam keadaan lapar dan cuaca panas ngantuk pasti dateng.
Seperti biasanya Ibu Iis masuk kelas kami, mengucapkan salam, menyapa kami semua dengan bahasa Jepang yang sama seperti minggu-minggu sebelumnya, lalu diteruskan dengan mengabsen kami satu persatu. Dimulai dari A sampai Z. Dan lagi - lagi, jumlah murid di dalam kelas berkurang dari yang seharusnya. Bukan hilang ditelen setan lho, yang jelas kemungkinannya 2. Ninja warior dan jadi Tumor (Tukang Molor) di mesjid. Hari ini berbeda seperti biasanya, kali ini Ibu Iis terlihat kesal atas kelakuan anak-anak.
Akhirnya, Ibu Iis angkat bicara. Jelas pasti aku tidak bisa menuliskan semua kata-katanya disini. Jadi aku hanya akan tulis intinya saja.
"Anak-anak, dulu ibu pernah menjadi seperti kalian juga. Ibu juga pernah merasakan kuliah dan merasakan bagaimana rasanya berat dalam mencari kerja. Ibu kuliah di UPI Bandung. Setelah lulus ibu melamar kerja ke Bandung, Sukabumi dan beberapa kota besar lainnya. Dan semua lamaran ibu DITOLAK. Dapat kalian bayangkan betapa capeknya ibu khan?? Tapi apakah ibu menyerah??
Sama sekali tidak!!!
Kenapa? Why? Kunaon??
KARENA HIDUP ITU PROSES, KEHIDUPAN HARI ESOK TERGANTUNG HARI INI. Ibu tidak pernah menganggap segala kesulitan yang menimpa ibu adalah azab atau akibat Allah tidak sayang kepada kita. Mungkin Allah menyiapkan sesuatu yang luar biasa untuk masa depan kita, namun sebelum kita mendapatkan sesuatu itu kita harus siap terlebih dahulu. Semakin tinggi tingkat kesulitan yang kita hadapi, maka level kita dihadapan Allah akan semakin tinggi. Solusinya adalah JUST DO BEST TO GET BEST atau LAKUKAN SEBAIK-BAIKNYA APA YANG BISA KITA LAKUKAN HARI INI. Tugas kalian sebagai pelajar, maka belajarlah sebaik mungkin. Bisa jadi ini adalah proses hidup kalian untuk jadi cita-cita kalian. Tidak pernah lupa berdoa. Percayalah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah, bahkan sekecil biji zarrah pun. Apa yang kalian tanam, maka itulah yang akan kalian panen. Maka, ketika kalian kabur pada hari ini, berarti kalian menolak untuk menjadi orang dengan level lebih tinggi. Jadi, berusahalah untuk menjadi yang terbaik dimanapun, kapanpun, dan dihadapan siapapun, SIAP??"
Itulah kutipan dari nasihat Ibu Iis yang tadi aku dengar. Memang tidak selengkap aslinya, tapi inilah garis besarnya. Mengenai artinya saya pikir sudah sangat jelas dan tidak perlu saya jelaskan kembali. Setelah itu saya akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Blog ini saya jadikan sebagai media untuk saya berbagi dengan siapapun. Saya berusaha untuk memberikan yang terbaik walaupun saya belum menjadi orang baik.
Ah udah ah, terlalu banyak ocehannya entar lama-lama jadi narsis lagi heheheh....
Well, terima kasih sudah membaca artikel butut ini.
Salam...!!!Judikanaibaho@blogspot.com
Pagi tadi aku dapet sedikit ilmu disekolah. Lumayanlah, walaupun sedikit semoga bisa bermanfaat buat semuanya. Mo tau ceritanya?? Check this out!!
Jam pelajaran terakhir di sekolah adalah pukul 12.15 WIB. Sebelum itu, murid diberi kesempatan untuk melaksanakan shalat dzhur sambil istirahat. Setelah shalat murid kembali masuk ke kelas untuk meneruskan pelajaran terakhir. Kebetulan pada hari ini adalah hari kamis, dimana pelajaran terakhir di kelas ku adalah pelajaran bahasa Jepang. Ibu Iis adalah guru bahasa Jepang kami. Dia termasuk guru yang baik hati dan tidak sombong menurut versi saya dan saya pikir anak-anak sependapat dengan saya. Namun sayang, kebaikannya justru kami balas dengan sebaliknya. Karena merasa tidak akan mendapat teguran apapun dari ibu, sebagian dari kami ada yang mangkir dari pelajaran. Setelah shalat ada yang langsung jadi ninja warior alias ninja pemanjat pagar sekolah dan sebagian lagi ada yang langsung tidur pulas di mesjid. Wajar memang, dalam keadaan lapar dan cuaca panas ngantuk pasti dateng.
Seperti biasanya Ibu Iis masuk kelas kami, mengucapkan salam, menyapa kami semua dengan bahasa Jepang yang sama seperti minggu-minggu sebelumnya, lalu diteruskan dengan mengabsen kami satu persatu. Dimulai dari A sampai Z. Dan lagi - lagi, jumlah murid di dalam kelas berkurang dari yang seharusnya. Bukan hilang ditelen setan lho, yang jelas kemungkinannya 2. Ninja warior dan jadi Tumor (Tukang Molor) di mesjid. Hari ini berbeda seperti biasanya, kali ini Ibu Iis terlihat kesal atas kelakuan anak-anak.
Akhirnya, Ibu Iis angkat bicara. Jelas pasti aku tidak bisa menuliskan semua kata-katanya disini. Jadi aku hanya akan tulis intinya saja.
"Anak-anak, dulu ibu pernah menjadi seperti kalian juga. Ibu juga pernah merasakan kuliah dan merasakan bagaimana rasanya berat dalam mencari kerja. Ibu kuliah di UPI Bandung. Setelah lulus ibu melamar kerja ke Bandung, Sukabumi dan beberapa kota besar lainnya. Dan semua lamaran ibu DITOLAK. Dapat kalian bayangkan betapa capeknya ibu khan?? Tapi apakah ibu menyerah??
Sama sekali tidak!!!
Kenapa? Why? Kunaon??
KARENA HIDUP ITU PROSES, KEHIDUPAN HARI ESOK TERGANTUNG HARI INI. Ibu tidak pernah menganggap segala kesulitan yang menimpa ibu adalah azab atau akibat Allah tidak sayang kepada kita. Mungkin Allah menyiapkan sesuatu yang luar biasa untuk masa depan kita, namun sebelum kita mendapatkan sesuatu itu kita harus siap terlebih dahulu. Semakin tinggi tingkat kesulitan yang kita hadapi, maka level kita dihadapan Allah akan semakin tinggi. Solusinya adalah JUST DO BEST TO GET BEST atau LAKUKAN SEBAIK-BAIKNYA APA YANG BISA KITA LAKUKAN HARI INI. Tugas kalian sebagai pelajar, maka belajarlah sebaik mungkin. Bisa jadi ini adalah proses hidup kalian untuk jadi cita-cita kalian. Tidak pernah lupa berdoa. Percayalah bahwa segala sesuatu yang kita lakukan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah, bahkan sekecil biji zarrah pun. Apa yang kalian tanam, maka itulah yang akan kalian panen. Maka, ketika kalian kabur pada hari ini, berarti kalian menolak untuk menjadi orang dengan level lebih tinggi. Jadi, berusahalah untuk menjadi yang terbaik dimanapun, kapanpun, dan dihadapan siapapun, SIAP??"
Itulah kutipan dari nasihat Ibu Iis yang tadi aku dengar. Memang tidak selengkap aslinya, tapi inilah garis besarnya. Mengenai artinya saya pikir sudah sangat jelas dan tidak perlu saya jelaskan kembali. Setelah itu saya akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik. Blog ini saya jadikan sebagai media untuk saya berbagi dengan siapapun. Saya berusaha untuk memberikan yang terbaik walaupun saya belum menjadi orang baik.
Ah udah ah, terlalu banyak ocehannya entar lama-lama jadi narsis lagi heheheh....
Well, terima kasih sudah membaca artikel butut ini.
Salam...!!!Judikanaibaho@blogspot.com
Selasa, 06 November 2012
Jenis Opini Laporan Keuangan Pemerintah
INDAHNYA BERBAGI INFORMASI DAN PENGETAHUAN: Jenis Opini Laporan Keuangan Pemerintah: Seluruh satuan kerja pemerintahan baik pusat maupun daerah sesuai peraturan perundangan wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Ne...
Selasa, 23 Oktober 2012
penerapan metode accrual dalam akuntansi
Mengenai sistim akuntansi
akrual vs sistim akuntansi berbasis kas, saya rasa sudah banyak dibahas
di kampus, jadi tidak perlu dibahas lagi. Lagipula toh sebagian besar
perusahaan sudah menggunakan sistim akrual. Melalui tulisan ini saya
ingin membahas topik akrual yang sifatnya sedikit lebih praktikal,
yaitu: “mengakrualkan biaya” atau “biaya diakrualkan.” Misalnya: Bonus
Diakrualkan, Listrik Diakrualkan, dll. Bagaimana konsep akrual
diterapkan? Mengapa perlu dilakukan? Biaya apa saja atau yang bagaimana
yang bisa diakrualkan? Bagaimana Contoh Penerapannya?
Diantara banyaknya pekerjaan di wilayah akuntansi, salah satu yang paling sering dilakukan adalah mengakrualkan biaya tertentu. Bagi sebagian orang, urusan mengakrualkan biaya mungkin sudah menjadi aktivitas rutin—sehingga tidak ada kesulitan. Tapi bagi sebagian orang lainnya, mungkin sebaliknya.
Ada juga yang mengerti bagaimana caranya mengakrualkan suatu biaya—secara teknis, tetapi belum sungguh-sungguh paham konsep akrual, sehingga penerapannya dilakukan hanya berdasarkan apa yang dihafalkan saja (entah diperoleh dari masa kuliah atau apa yang pernah diberi tahu atasannya saat bekerja). Hasilnya? Penerapan akrual menjadi tidak konsisten (beberapa jenis transaksi yang mestinya diakrualkan tetapi tidak dilakukan).
Tak sedikit juga yang mengakrualkan biaya tetapi tidak dilakukan secara tuntas—entah karena pemahaman konsepnya yang kurang atau karena lalai semata. Contoh nyata: Dalam ledger klien yang baru saja saya tangani sejak bulan lalu, saya temukan saldo akun akrual numpuk hingga 18 bulan ke belakang. Setelah saya tanya mengapa, rupanya mereka tidak tahu kalau saldo di akun akrual hanya bersifat sementara. Artinya, pemahaman akrualnya juga masih ompong-ompong.
Di kelompok manapun seseorang berada, urusan akrual adalah bagian tak terpisahkan dari pekerjaan akuntasi. Itu artinya, setiap orang accounting mestinya, minimal, paham konsep dasar dan teknis akrual dengan baik. Melalui tulisan ini, saya ingin membahasnya, siapa tahu ada pembaca yang masih mengalami kesulitan di wilayah ini.
Misalnya: Mengakrualkan Biaya Bonus
Setiap pegawai tetap PT. JAK berhak atas bonus sebesar satu kali gaji pokok, yang dibagikan setiap akhir tahun. Berdasarkan kebijakan ini, maka pegawai accounting PT. JAK perlu MENGAKRUALKAN bonus setiap bulan sesuai porsinya. Mengapa? Mengapa biaya bonus perlu diakrualkan (tidak diakui sekaligus saja saat dibagikan di bulan Desember 2012)?
Ada 2 alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan:
Alasan- 1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle) – Secara umum penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi prinsip kesesuaian (the matching principle), yang mengamanatkan agar: setiap biaya yang diakui bisa dihubungkan dengan revenue (pendapatan) yang dihasilkan pada periode yang sama. “Bonus” misalnya, bisa saja diakui sekaligus pada saat dibayarkan, tetapi cara itu membuat biaya bonus menjadi tidak sesuai (tidak matching) dengan revenue yang sudah timbul (dan diakui) sejak bulan Januari hingga Desember. Idealnya, biaya bonus diakui setiap bulan secara proporsional dari Januari sampai dengan Desember—sehingga teralokasi ke revenue di masing-masing bulan, DENGAN CARA ‘DIAKRUALKAN.’
Alasan-2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle) – Penerapan konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang mengamanatkan agar: aktiva (asset) tidak lebih diakui (overstated) di satu sisinya, dan kewajiban (liability) tidak kurang diakui (understated) di sisi lainnya. Salah satu wujud dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah dengan TIDAK BOLEH TERLAMBAT mengakui kewajiban (liability.) Sepanjang kemungkinan terjadinya hampir mendekati pasti, kewajiban sudah harus diakui meskipun nilai nominalnya belum diketahui secara pasti. “Bonus” misalnya, sudah pasti akan terjadi tahun ini, dan sesungguhnya sudah menjadi hak pegawai sejak Januari. Dengan kata lain, perusahaan sudah memiliki kewajiban sejak Januari. Tetapi karena angka pastinya belum diketahui, maka BELUM disebut sebagai “Utang Bonus”, melainkan disebut sebagai “BONUS DIAKRUALKAN” (accrued bonus).
Untuk lebih konkretnya, berikut adalah beberapa contoh biaya yang lumrah diakrualkan (beserta contoh penerapan perlakuan akuntansinya).
1. Bonus Diakrualkan – Jika pemberian bonus kepada pegawai sudah menjadi program tetap, berarti pemberian bonus sudah pasti akan terjadi. Untuk itu perusahaan tidak perlu menunggu hingga bonus sepenuhnya menjadi hak pegawai baru diakui sebagai biaya dan kewajiban secara sekaligus menjelang dibagikan. Perusahaan sebaiknya mengakrualkan bonus tersebut setiap bulan sebesar porsinya, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi.
Contoh Kasus Penerapan:
Jika memakai contoh sebelumnya, dimana setiap pegawai tetap PT. JAK berhak atas bonus sebesar satu kali gaji pokok yang dibagikan setiap akhir tahun, maka PT. JAK perlu mengakrualkan bonus tersebut sejak bulan Januari. Untuk melakukan hal itu, pegawai accounting PT. JAK bisa melihat data tahun sebelumnya sebagai bahan untuk membuat estimasi. Anggap bonus yang dibagikan di tahun 2011 sebesar Rp 250,000,000, maka untuk bonus 2012 bisa diestimasi sebesar yang sama—jika tidak ada perubahan jumlah pegawai tetap secara signifikan. Selanjutnya Rp 250,000,000 dibagi 12 bulan, hasilnya Rp 20,833,333. Inilah yang diakrual setiap bulannya (sejak awal tahun hingga menjelang bonus dibayarkan.) dengan jurnal:
[Debit]. Biaya Bonus = Rp 20,833,333
[Kredit]. Bonus Diakrualkan = Rp 20,833,333
Catatan: “Bonus Diakrualkan” masuk kelompok kewajiban jangka pendek di Neraca.
Jika jurnal yang sama terus dimasukan setiap bulannya (sejak Januari hingga November), maka hingga menjelang penutupan buku bulan Desember akan nampak saldo “Bonus Diakrualkan” sebesar Rp 229,166,667 (=11 x 20,833,333) di Neraca, jika ditambah Rp 20,833,333 untuk alokasi bulan Desember, maka saldo akan menjadi 250,000,000, sama persis dengan perhitungan estimasi.
PADA KENYATAANNYA, bisa saja pihak HRD mengajukan permintaan bonus yang lebih besar atau lebih kecil dari angka tersebut.
Misal: Tanggal 27 Desember 2012, pihak HRD menyerahkan rincian perhitungan bonus dengan total Rp 270,000,000, sehingga estimasi lebih kecil Rp 20,000,000 jika dibandingkan dengan kenyataannya—yang disebabkan oleh adanya kenaikan gaji pokok pada beberapa pegawai. Nah, selisih tersebut dijurnal sekaligus di bulan Desember bersama-sama dengan alokasi untuk bulan Desember. Sehingga khusus di bulan Desember jurnalnya menjadi sbb:
[Debit]. Biaya Bonus = Rp 40,833,333
[Kredit]. Bonus Diakrualkan = Rp 40,833,333
(Note: 40,833,333 = 20,833,333 + 20,000,000)
Setelah jurnal tersebut dimasukan, maka saldo “Bonus Diakrualkan” (pada kelompok kewajiban di Neraca) menjadi sama persis dengan permintaan bonus yang diajukan oleh HRD, denga rincian sbb:
Bonus Diakrualkan – Jan 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Feb 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Mar 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Apr 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – May 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – June 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – July 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Aug 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Sep 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Oct 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Nov 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Des 2012 = Rp 40,833,333
Total Bonus Diakrualkan 2012 = Rp 270,000,000
PENTING:
Karena total nilai nominal bonus sudah dikatahui dan harus sudah segera dibayarkan, maka saldo “Bonus Diakrualkan” sudah bisa diakui sebagai “Utang Bonus.” Caranya?
Dibuatkan jurnal pembalik sbb:
[Debit]. Bonus Diakrualkan = Rp 270,000,000
[Kredit]. Utang Bonus = Rp 270,000,000
Dengan jurnal pembalik ini, maka saldo akun ‘Bonus Diakrualkan” menjadi nol, dan muncul saldo akun “Utang Bonus” sebesar Rp 270,000,000, saat menjelang pembayaran bonus.
Katakanlah bonus dibayarkan tanggal 31 Desember 2012, atas pembayaran ini dicatat denga jurnal:
[Debit]. Utang Bonus = Rp 270,000,000
[Kredit]. Kas = Rp 270,000,000
“Bagimana kalau tanggl 27 Desember pihak HRD mengajukan permintaan bonus lebih kecil dari estimasi (hanya Rp 230,000,000 misalnya)?” mungkin ada yang berpikir demikian.
Yups. Kemungkinan itu sangat besar. Artinya total bonus 2012 lebih kecil dibandingkan dengan 2011. Ini biasanya terjadi bila ada pegawai yang berhenti (mengundurkan diri atau di PHK) sebelum masa pembagian bonus tiba. Jika demikian keadaannya, mestinya saat pemberian gaji terakhir (saat berhenti), bonusnya langsung diperhitungkan oleh pihak HRD.
Misalnya (updated: April-13 @23:20 PM): Sdr. Bojes Adiwijaya pegawai tetap bagian Riset dan Pengembangan, dengan gaji pokok sebesar Rp 2,000,000, mengundurkan diri per 30 September 2012. Saat pembayaran gaji terakhir, bersama hak-hak lainnya, bonus yang berhak diterima (earned) oleh Sdr Bojes sejak Januari s/d September juga dibayarkan sebesar (2,000,000/12) x 9 = Rp 1,500,000. Sebelum hak bonus tersebut dibayarkan, porsi “Bonus Diakrualkan” untuk Sdr. Bojes harus dipindahkan ke “Utang Bonus” terlebih dahulu, dengan jurnal:
[Debit]. Bonus Diakrualkan = Rp 1,500,000
[Debit]. Utang Bonus = Rp 1,500,000
Dan saat di bayar, utang bonus dihapuskan dengan jurnal:
[Debit]. Utang Bonus = Rp 1,500,000
[Kredit]. Kas = Rp 1,500,000
Hal serupa dilakukan setiap kali ada pegawai mengundurkan diri atau diberhentikan di tengah jalan (sebelum tahun berakhir). Jika semuanya diperhitungkan dengan benar, maka total saldo “Bonus Diakrualkan” menjelang akhir tahun, mestinya, akan berkurang sebesar yang sama (kecuali jika ada alasan selain pengunduran diri atau di PHK)
“Oke. Bagaimana kalau selisih lebih kecil tersebut tidak disebabkan oleh adanya pengunduran diri pegawai? Entah bagaimana, pokoknya HRD mengajukan permintaan bonus yang lebih kecil dari estimasi semula (misal: Rp 230,000,000)” mungkin ada yang bertanya lagi.
Hahaha… nekat bener ini pertanyaan. Tapi itu memang bisa terjadi. Kalau memang demikian, berarti ada selisih lebih Rp 20,000,000. Selisih ini dijadikan pengurang untuk alokasi “bonus diakrualkan” di bulan Desember. Sehingga untuk Desember jurnalnya menjadi:
[Debit]. Biaya Bonus = Rp 833,333
[Kredit]. Bonus Diakrualkan = Rp 833,333
(Note: 833,333 = Alokasi Desember – Selisih = 20,833,333 – 20,000,000).
Dengan demikian maka total saldo akun “Bonus Diakrualkan” sejak Januari s/d Desember menjadi Rp 230,000,000 saja, persis seperti yang diminta oleh pihak HRD. Selanjutnya dipindahkan ke akun “Utang Bonus” sebelum bonus dibayarkan, dengan jurnal seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya.
2. Bonus/Komisi Penjualan Diakrualkan – Banyak perusahaan yang memberikan bonus/komisi untuk pegawai sales-nya di akhir tahun. Jika ini sudah pasti akan terjadi, tetapi total nominalnya belum diketahui secara persis, perusahaan juga perlu mengakrualkan biaya bonus/komisi ini, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi. Yang paling lumrah digunakan sebagai nilai estimasi adalah data tahun sebelumnya. Paling aman, menurut saya: lihat data sampai beberapa tahun buku sebelumnya, cari nilai total pembayaran yang paling tinggi. Gunakan itu sebagai nilai estimasi. Bisa jadi komisi/bonus yang diberikan mengandung sayarat tertentu, misalnya: komisi/bonus dibatalkan jika ada penjualan yang batal. Nah ini juga diperhitungkan (jadikan pengurang estimasi) dengan melihat data periode-periode sebelumnya. Mengenai prosedur jurnalnya sama saja. Kecuali nama akunnya yang disesuaikan, menjadi “Biaya Komisi/Bonus Penjualan” dan “Komisi/Bonus Penjualan Diakrualkan”.
3. Cuti Diakrualkan – Ada perusahaan yang menyediakan penggantian berupa uang untuk setiap hak cuti yang tidak diambil yang terus diakumulasikan dari tahun-ke-tahun. Ini juga perlu diakrualkan, dengan menggunakan estimasi dari data hak cuti yang ditebus dengan uang di periode-periode sebelumnya. Prosedur penjurnalannya juga sama dengan yang sebelumnya, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
4. Royalti Diakrualkan – Tidak sedikit perusahaan yang menggunakan royalti yang dimiliki oleh pihak lain (entah itu perusahaan atau perorangan/designer misalnya). Jika pembayaran royalti kepada pihak sudah rutin terjadi dan masih akan terus terjadi, maka biaya royalti juga perlu diakrualkan dengan menggunakan estimasi yang sama. Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan Diakrualkan – Biasanya pihak perusahaan membayar pajak bumi dan bangunan sekali dalam setahun dengan nilai nominal yang flutuasinya relatif setabil. Ini juga perlu diakrualkan setiap bulannya sehingga biaya pajak bumi dan bangunan teralokasi secara proporsional dari bulan ke bulan (tidak terjadi sekaligus di bulan tertentu). Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
Disamping alasan utama tersebut, ada juga alasan khusus mengapa suatu biaya biasanya diakrualkan untuk sementara, yaitu: untuk mempercepat proses tutup buku.
Pada saat proses tutup buku, ada saja biaya—yang mestinya sudah harus dibebankan, dan kewajiban—yang mestinya sudah harus diakui, BELUM BISA DIKETAHUI, karena alasan tertentu. Misalnya:
Biaya listrik, tidak lumrah untuk diakrualkan. Tetapi seringkali proses tutup buku menjadi terhambat karena harus menunggu hingga nilai tagihan listrik diketahui dari PLN yang biasanya baru keluar setelah tanggal 5 bulan berikutnya. Supaya proses tutup buku tidak terhambat, maka “Biaya Listrik” untuk sementara diakui dengan menggunakan nilai estimasi dari pembayaran listrik bulan sebelumnya, sedangkan di sisi kewajiban diakui “Listrik Diakrualkan” dengan jurnal:
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 20,000,000 (pakai estimasi bulan sebelumnya)
[Kredit]. Listrik Diakrualkan = Rp 20,000,000
(Note: Biaya listrik masuk Laba/Rugi, dan Listrik Diakrualkan masuk ke kelompok Kewajiban di Neraca).
Setelah tagihan listrik keluar (nilai pastinya sudah diketahui), akun “Listrik Diakrualkan” dibuatkan jurnal pembalik sehingga saldonya menjadi nol. Jika ada selisih antara biaya listrik (yang dihitung menggunakan estimasi) dengan total tagihan listrik, maka selisih tersebut dibuatkan jurnal penyesuaian.
Misalnya: dari estimasi 20,000,000, ternyata tagihannya Rp 25,000,000. Maka dibuatkan jurnal:
[Debit]. Listrik Diakrualkan = Rp 20,000,000
[Debit]. Laba Ditahan = Rp 5,000,000
[Kredit]. Utang – PLN = Rp 25,000,000
(Note: Laba Ditahan di sisi debit, untuk koreksi biaya listrik yang kurang dibebankan—akibat Laba/Rugi sudah ditutup.
Saat pembayaran listrik dilakukan dijurnal:
[Debit]. Utang – PLN = 25,000,000
[Kredit]. Kas = Rp 25,000,000
Jika kenyataan tagihan lebih kecil dari estimasi (misalnya hanya Rp 15,000,000), maka jurnalnya menjadi:
[Debit]. Listrik Diakrualkan = 20,000,000
[Kredit]. Laba Ditahan = Rp 5,000,000
[Kredit]. Utang – PLN = Rp 15,000,000
(Note: Laba ditahan di sisi kredit, untuk koreksi atas biaya listrik yang dibebankan terlalu besar/overstated)
Saat listrik dibayar, jurnalnya:
[Debit]. Utang – PLN = Rp 15,000,000
[Kredit]. Kas = Rp 15,000,000
Biaya-biaya lain, misalnya: telepon, air, apapun itu, bisa diperlakukan dengan cara yang sama untuk mempercepat proses tutup buku. HANYA SAJA, perlu disadari bahwa pangakrualan seperti ini mengandung risiko.
Apa risikonya?
Diantara banyaknya pekerjaan di wilayah akuntansi, salah satu yang paling sering dilakukan adalah mengakrualkan biaya tertentu. Bagi sebagian orang, urusan mengakrualkan biaya mungkin sudah menjadi aktivitas rutin—sehingga tidak ada kesulitan. Tapi bagi sebagian orang lainnya, mungkin sebaliknya.
Ada juga yang mengerti bagaimana caranya mengakrualkan suatu biaya—secara teknis, tetapi belum sungguh-sungguh paham konsep akrual, sehingga penerapannya dilakukan hanya berdasarkan apa yang dihafalkan saja (entah diperoleh dari masa kuliah atau apa yang pernah diberi tahu atasannya saat bekerja). Hasilnya? Penerapan akrual menjadi tidak konsisten (beberapa jenis transaksi yang mestinya diakrualkan tetapi tidak dilakukan).
Tak sedikit juga yang mengakrualkan biaya tetapi tidak dilakukan secara tuntas—entah karena pemahaman konsepnya yang kurang atau karena lalai semata. Contoh nyata: Dalam ledger klien yang baru saja saya tangani sejak bulan lalu, saya temukan saldo akun akrual numpuk hingga 18 bulan ke belakang. Setelah saya tanya mengapa, rupanya mereka tidak tahu kalau saldo di akun akrual hanya bersifat sementara. Artinya, pemahaman akrualnya juga masih ompong-ompong.
Di kelompok manapun seseorang berada, urusan akrual adalah bagian tak terpisahkan dari pekerjaan akuntasi. Itu artinya, setiap orang accounting mestinya, minimal, paham konsep dasar dan teknis akrual dengan baik. Melalui tulisan ini, saya ingin membahasnya, siapa tahu ada pembaca yang masih mengalami kesulitan di wilayah ini.
Bagimana Konsep Akrual Diterapkan dan Mengapa Perlu Dilakukan?
Dengan bahasa sederhana, mengakrualkan suatu biaya artinya: mengakui suatu biaya yang sudah atau pasti akan terjadi di satu sisinya, akan tetapi nilai nominalnya belum bisa diketahui secara pasti—sehingga sudah berupa kewajiban yang harus diakui namun belum bisa disebut utang, untuk sementara disebut “akrual” dan masuk ke kelompok kewajiban jangka pendek di Neraca. (Untuk definisi resmi, silahkan baca PSAK mengenai akuntansi akrual).Misalnya: Mengakrualkan Biaya Bonus
Setiap pegawai tetap PT. JAK berhak atas bonus sebesar satu kali gaji pokok, yang dibagikan setiap akhir tahun. Berdasarkan kebijakan ini, maka pegawai accounting PT. JAK perlu MENGAKRUALKAN bonus setiap bulan sesuai porsinya. Mengapa? Mengapa biaya bonus perlu diakrualkan (tidak diakui sekaligus saja saat dibagikan di bulan Desember 2012)?
Ada 2 alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan:
Alasan- 1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle) – Secara umum penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi prinsip kesesuaian (the matching principle), yang mengamanatkan agar: setiap biaya yang diakui bisa dihubungkan dengan revenue (pendapatan) yang dihasilkan pada periode yang sama. “Bonus” misalnya, bisa saja diakui sekaligus pada saat dibayarkan, tetapi cara itu membuat biaya bonus menjadi tidak sesuai (tidak matching) dengan revenue yang sudah timbul (dan diakui) sejak bulan Januari hingga Desember. Idealnya, biaya bonus diakui setiap bulan secara proporsional dari Januari sampai dengan Desember—sehingga teralokasi ke revenue di masing-masing bulan, DENGAN CARA ‘DIAKRUALKAN.’
Alasan-2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle) – Penerapan konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang mengamanatkan agar: aktiva (asset) tidak lebih diakui (overstated) di satu sisinya, dan kewajiban (liability) tidak kurang diakui (understated) di sisi lainnya. Salah satu wujud dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah dengan TIDAK BOLEH TERLAMBAT mengakui kewajiban (liability.) Sepanjang kemungkinan terjadinya hampir mendekati pasti, kewajiban sudah harus diakui meskipun nilai nominalnya belum diketahui secara pasti. “Bonus” misalnya, sudah pasti akan terjadi tahun ini, dan sesungguhnya sudah menjadi hak pegawai sejak Januari. Dengan kata lain, perusahaan sudah memiliki kewajiban sejak Januari. Tetapi karena angka pastinya belum diketahui, maka BELUM disebut sebagai “Utang Bonus”, melainkan disebut sebagai “BONUS DIAKRUALKAN” (accrued bonus).
Biaya Apa Saja Yang Diakrualkan dan Bagaimana Contoh Penerapannya?
Secara garis besar, segala bentuk biaya/beban yang sifatnya rutin dan dibayarkan sekaligus pada suatu bulan dalam setahun—sementara memberi manfaat untuk semua bulan di sepanjang tahun—MESTINYA DIAKRUALKAN, sehingga prinsip kesesuaian dan kehati-hatian selalu terjaga secara konsisten. Kecuali bila nilai nominalnya samasekali tidak bisa diperkirakan.Untuk lebih konkretnya, berikut adalah beberapa contoh biaya yang lumrah diakrualkan (beserta contoh penerapan perlakuan akuntansinya).
1. Bonus Diakrualkan – Jika pemberian bonus kepada pegawai sudah menjadi program tetap, berarti pemberian bonus sudah pasti akan terjadi. Untuk itu perusahaan tidak perlu menunggu hingga bonus sepenuhnya menjadi hak pegawai baru diakui sebagai biaya dan kewajiban secara sekaligus menjelang dibagikan. Perusahaan sebaiknya mengakrualkan bonus tersebut setiap bulan sebesar porsinya, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi.
Contoh Kasus Penerapan:
Jika memakai contoh sebelumnya, dimana setiap pegawai tetap PT. JAK berhak atas bonus sebesar satu kali gaji pokok yang dibagikan setiap akhir tahun, maka PT. JAK perlu mengakrualkan bonus tersebut sejak bulan Januari. Untuk melakukan hal itu, pegawai accounting PT. JAK bisa melihat data tahun sebelumnya sebagai bahan untuk membuat estimasi. Anggap bonus yang dibagikan di tahun 2011 sebesar Rp 250,000,000, maka untuk bonus 2012 bisa diestimasi sebesar yang sama—jika tidak ada perubahan jumlah pegawai tetap secara signifikan. Selanjutnya Rp 250,000,000 dibagi 12 bulan, hasilnya Rp 20,833,333. Inilah yang diakrual setiap bulannya (sejak awal tahun hingga menjelang bonus dibayarkan.) dengan jurnal:
[Debit]. Biaya Bonus = Rp 20,833,333
[Kredit]. Bonus Diakrualkan = Rp 20,833,333
Catatan: “Bonus Diakrualkan” masuk kelompok kewajiban jangka pendek di Neraca.
Jika jurnal yang sama terus dimasukan setiap bulannya (sejak Januari hingga November), maka hingga menjelang penutupan buku bulan Desember akan nampak saldo “Bonus Diakrualkan” sebesar Rp 229,166,667 (=11 x 20,833,333) di Neraca, jika ditambah Rp 20,833,333 untuk alokasi bulan Desember, maka saldo akan menjadi 250,000,000, sama persis dengan perhitungan estimasi.
PADA KENYATAANNYA, bisa saja pihak HRD mengajukan permintaan bonus yang lebih besar atau lebih kecil dari angka tersebut.
Misal: Tanggal 27 Desember 2012, pihak HRD menyerahkan rincian perhitungan bonus dengan total Rp 270,000,000, sehingga estimasi lebih kecil Rp 20,000,000 jika dibandingkan dengan kenyataannya—yang disebabkan oleh adanya kenaikan gaji pokok pada beberapa pegawai. Nah, selisih tersebut dijurnal sekaligus di bulan Desember bersama-sama dengan alokasi untuk bulan Desember. Sehingga khusus di bulan Desember jurnalnya menjadi sbb:
[Debit]. Biaya Bonus = Rp 40,833,333
[Kredit]. Bonus Diakrualkan = Rp 40,833,333
(Note: 40,833,333 = 20,833,333 + 20,000,000)
Setelah jurnal tersebut dimasukan, maka saldo “Bonus Diakrualkan” (pada kelompok kewajiban di Neraca) menjadi sama persis dengan permintaan bonus yang diajukan oleh HRD, denga rincian sbb:
Bonus Diakrualkan – Jan 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Feb 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Mar 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Apr 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – May 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – June 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – July 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Aug 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Sep 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Oct 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Nov 2012 = Rp 20,833,333
Bonus Diakrualkan – Des 2012 = Rp 40,833,333
Total Bonus Diakrualkan 2012 = Rp 270,000,000
PENTING:
Karena total nilai nominal bonus sudah dikatahui dan harus sudah segera dibayarkan, maka saldo “Bonus Diakrualkan” sudah bisa diakui sebagai “Utang Bonus.” Caranya?
Dibuatkan jurnal pembalik sbb:
[Debit]. Bonus Diakrualkan = Rp 270,000,000
[Kredit]. Utang Bonus = Rp 270,000,000
Dengan jurnal pembalik ini, maka saldo akun ‘Bonus Diakrualkan” menjadi nol, dan muncul saldo akun “Utang Bonus” sebesar Rp 270,000,000, saat menjelang pembayaran bonus.
Katakanlah bonus dibayarkan tanggal 31 Desember 2012, atas pembayaran ini dicatat denga jurnal:
[Debit]. Utang Bonus = Rp 270,000,000
[Kredit]. Kas = Rp 270,000,000
“Bagimana kalau tanggl 27 Desember pihak HRD mengajukan permintaan bonus lebih kecil dari estimasi (hanya Rp 230,000,000 misalnya)?” mungkin ada yang berpikir demikian.
Yups. Kemungkinan itu sangat besar. Artinya total bonus 2012 lebih kecil dibandingkan dengan 2011. Ini biasanya terjadi bila ada pegawai yang berhenti (mengundurkan diri atau di PHK) sebelum masa pembagian bonus tiba. Jika demikian keadaannya, mestinya saat pemberian gaji terakhir (saat berhenti), bonusnya langsung diperhitungkan oleh pihak HRD.
Misalnya (updated: April-13 @23:20 PM): Sdr. Bojes Adiwijaya pegawai tetap bagian Riset dan Pengembangan, dengan gaji pokok sebesar Rp 2,000,000, mengundurkan diri per 30 September 2012. Saat pembayaran gaji terakhir, bersama hak-hak lainnya, bonus yang berhak diterima (earned) oleh Sdr Bojes sejak Januari s/d September juga dibayarkan sebesar (2,000,000/12) x 9 = Rp 1,500,000. Sebelum hak bonus tersebut dibayarkan, porsi “Bonus Diakrualkan” untuk Sdr. Bojes harus dipindahkan ke “Utang Bonus” terlebih dahulu, dengan jurnal:
[Debit]. Bonus Diakrualkan = Rp 1,500,000
[Debit]. Utang Bonus = Rp 1,500,000
Dan saat di bayar, utang bonus dihapuskan dengan jurnal:
[Debit]. Utang Bonus = Rp 1,500,000
[Kredit]. Kas = Rp 1,500,000
Hal serupa dilakukan setiap kali ada pegawai mengundurkan diri atau diberhentikan di tengah jalan (sebelum tahun berakhir). Jika semuanya diperhitungkan dengan benar, maka total saldo “Bonus Diakrualkan” menjelang akhir tahun, mestinya, akan berkurang sebesar yang sama (kecuali jika ada alasan selain pengunduran diri atau di PHK)
“Oke. Bagaimana kalau selisih lebih kecil tersebut tidak disebabkan oleh adanya pengunduran diri pegawai? Entah bagaimana, pokoknya HRD mengajukan permintaan bonus yang lebih kecil dari estimasi semula (misal: Rp 230,000,000)” mungkin ada yang bertanya lagi.
Hahaha… nekat bener ini pertanyaan. Tapi itu memang bisa terjadi. Kalau memang demikian, berarti ada selisih lebih Rp 20,000,000. Selisih ini dijadikan pengurang untuk alokasi “bonus diakrualkan” di bulan Desember. Sehingga untuk Desember jurnalnya menjadi:
[Debit]. Biaya Bonus = Rp 833,333
[Kredit]. Bonus Diakrualkan = Rp 833,333
(Note: 833,333 = Alokasi Desember – Selisih = 20,833,333 – 20,000,000).
Dengan demikian maka total saldo akun “Bonus Diakrualkan” sejak Januari s/d Desember menjadi Rp 230,000,000 saja, persis seperti yang diminta oleh pihak HRD. Selanjutnya dipindahkan ke akun “Utang Bonus” sebelum bonus dibayarkan, dengan jurnal seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya.
2. Bonus/Komisi Penjualan Diakrualkan – Banyak perusahaan yang memberikan bonus/komisi untuk pegawai sales-nya di akhir tahun. Jika ini sudah pasti akan terjadi, tetapi total nominalnya belum diketahui secara persis, perusahaan juga perlu mengakrualkan biaya bonus/komisi ini, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi. Yang paling lumrah digunakan sebagai nilai estimasi adalah data tahun sebelumnya. Paling aman, menurut saya: lihat data sampai beberapa tahun buku sebelumnya, cari nilai total pembayaran yang paling tinggi. Gunakan itu sebagai nilai estimasi. Bisa jadi komisi/bonus yang diberikan mengandung sayarat tertentu, misalnya: komisi/bonus dibatalkan jika ada penjualan yang batal. Nah ini juga diperhitungkan (jadikan pengurang estimasi) dengan melihat data periode-periode sebelumnya. Mengenai prosedur jurnalnya sama saja. Kecuali nama akunnya yang disesuaikan, menjadi “Biaya Komisi/Bonus Penjualan” dan “Komisi/Bonus Penjualan Diakrualkan”.
3. Cuti Diakrualkan – Ada perusahaan yang menyediakan penggantian berupa uang untuk setiap hak cuti yang tidak diambil yang terus diakumulasikan dari tahun-ke-tahun. Ini juga perlu diakrualkan, dengan menggunakan estimasi dari data hak cuti yang ditebus dengan uang di periode-periode sebelumnya. Prosedur penjurnalannya juga sama dengan yang sebelumnya, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
4. Royalti Diakrualkan – Tidak sedikit perusahaan yang menggunakan royalti yang dimiliki oleh pihak lain (entah itu perusahaan atau perorangan/designer misalnya). Jika pembayaran royalti kepada pihak sudah rutin terjadi dan masih akan terus terjadi, maka biaya royalti juga perlu diakrualkan dengan menggunakan estimasi yang sama. Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan Diakrualkan – Biasanya pihak perusahaan membayar pajak bumi dan bangunan sekali dalam setahun dengan nilai nominal yang flutuasinya relatif setabil. Ini juga perlu diakrualkan setiap bulannya sehingga biaya pajak bumi dan bangunan teralokasi secara proporsional dari bulan ke bulan (tidak terjadi sekaligus di bulan tertentu). Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
Mengakrualkan Biaya Untuk Mempercepat Proses Tutup Buku
Seperti sudah saya sampaikan sebelumnya, alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan ada 2 yaitu: (a) untuk mematuhi prinsip kesesuaian (matching principle)—yang dicapai dengan mengalokasikan biaya secara proporsional setiap bulannya; dan (b) mematuhi prinsip kehati-hatian (conservatism principle)—yang dicapai dengan pengakuan “akrual.”Disamping alasan utama tersebut, ada juga alasan khusus mengapa suatu biaya biasanya diakrualkan untuk sementara, yaitu: untuk mempercepat proses tutup buku.
Pada saat proses tutup buku, ada saja biaya—yang mestinya sudah harus dibebankan, dan kewajiban—yang mestinya sudah harus diakui, BELUM BISA DIKETAHUI, karena alasan tertentu. Misalnya:
Biaya listrik, tidak lumrah untuk diakrualkan. Tetapi seringkali proses tutup buku menjadi terhambat karena harus menunggu hingga nilai tagihan listrik diketahui dari PLN yang biasanya baru keluar setelah tanggal 5 bulan berikutnya. Supaya proses tutup buku tidak terhambat, maka “Biaya Listrik” untuk sementara diakui dengan menggunakan nilai estimasi dari pembayaran listrik bulan sebelumnya, sedangkan di sisi kewajiban diakui “Listrik Diakrualkan” dengan jurnal:
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 20,000,000 (pakai estimasi bulan sebelumnya)
[Kredit]. Listrik Diakrualkan = Rp 20,000,000
(Note: Biaya listrik masuk Laba/Rugi, dan Listrik Diakrualkan masuk ke kelompok Kewajiban di Neraca).
Setelah tagihan listrik keluar (nilai pastinya sudah diketahui), akun “Listrik Diakrualkan” dibuatkan jurnal pembalik sehingga saldonya menjadi nol. Jika ada selisih antara biaya listrik (yang dihitung menggunakan estimasi) dengan total tagihan listrik, maka selisih tersebut dibuatkan jurnal penyesuaian.
Misalnya: dari estimasi 20,000,000, ternyata tagihannya Rp 25,000,000. Maka dibuatkan jurnal:
[Debit]. Listrik Diakrualkan = Rp 20,000,000
[Debit]. Laba Ditahan = Rp 5,000,000
[Kredit]. Utang – PLN = Rp 25,000,000
(Note: Laba Ditahan di sisi debit, untuk koreksi biaya listrik yang kurang dibebankan—akibat Laba/Rugi sudah ditutup.
Saat pembayaran listrik dilakukan dijurnal:
[Debit]. Utang – PLN = 25,000,000
[Kredit]. Kas = Rp 25,000,000
Jika kenyataan tagihan lebih kecil dari estimasi (misalnya hanya Rp 15,000,000), maka jurnalnya menjadi:
[Debit]. Listrik Diakrualkan = 20,000,000
[Kredit]. Laba Ditahan = Rp 5,000,000
[Kredit]. Utang – PLN = Rp 15,000,000
(Note: Laba ditahan di sisi kredit, untuk koreksi atas biaya listrik yang dibebankan terlalu besar/overstated)
Saat listrik dibayar, jurnalnya:
[Debit]. Utang – PLN = Rp 15,000,000
[Kredit]. Kas = Rp 15,000,000
Biaya-biaya lain, misalnya: telepon, air, apapun itu, bisa diperlakukan dengan cara yang sama untuk mempercepat proses tutup buku. HANYA SAJA, perlu disadari bahwa pangakrualan seperti ini mengandung risiko.
Apa risikonya?
- Harus menjurnal beberapa kali untuk satu jenis transkasi, yang jika tidak diakrualkan tentu hanya perlu menginput jurnal satu kali saja.
- Untuk sementara, angka biaya menjadi tidak akurat—karena menggunakan estimasi.
Kamis, 18 Oktober 2012
Pengertian atau definisi masing-masing elemen-elem...
Atika's Blog-Blog Salad: Pengertian atau definisi masing-masing elemen-elem...: Bagi teman-teman sesama mahasiswa yang mempelajari mata kuliah akuntansi atau bagi para pelajar SMA yang mendapat pelajaran akuntansi pasti ...
Syarat-syarat Laporan Keuangan
Maha Karya: Syarat Laporan Keuangan: Akuntabilitas dan Transparansi dalam Laporan Keuangan? Beberapa waktu lalu saya dapat penugasan untuk mencari definisi dan kriteria akun...
Rabu, 17 Oktober 2012
Pengertian: Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Pengertian: Pengertian Penilaian Prestasi Kerja Karyawan: Penilaian prestasi kerja ini pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu perusahaan secara efektif dan efisien....
Minggu, 19 Agustus 2012
Kata-kata Mutiara terbaru 2012
Kata Kata mutiara berikut diambil dari berbagai sumber, baik itu tokoh-tokoh besar, pemuka agama, pemimpin dunia, maupun kata kata yang dihadirkan oleh pembaca-pembaca sekalian dari status di facebook ataupun twitter.
Kata Mutiara Terbaru 2012
Sesuatu yang tampak adalah hal yang tak akan pernah kekal. Mata, telinga dan bibir tak dapat bercerita lebih panjang dari usia manusia.Setiap saat dalam hidup Anda adalah serentetan gambar yang belum pernah Anda lihat sebelumnya, dan akan menjadi hal yang Anda tidak akan pernah melihat lagi. Jadi menikmati, dan jalani hidup apa adanya.
Janganlah marah karena Anda tidak dapat membuat orang lain seperti yg Anda inginkan, karena bahkan Anda tidak dapat membuat diri Anda seperti yang Anda inginkan.
Hal yang membawa kemajuan adalah mengambil langkah, kemudian langkah lain. Hal yang selalu berulang, tetapi mendorong anda maju kedepan.
Bersyukurlah untuk apa yang Anda miliki sekarang, dan terus berjuang untuk apa yang Anda inginkan besok.
Nikmati bila Anda mampu, dan bertahan ketika Anda harus.
Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk menyadari betapa beruntungnya dirimu.
Tidak ada orang beriman yang ditimpa kesusahan, kesakitan yang berlanjutan, kerisauan, kesedihan, bahkan terluka oleh duri yang menusuknya melainkan Allah akan menjadikan hal itu sebagai ganti rugi bagi dosa-dosanya.
Buka mata kita lebar-lebar sebelum menikah, dan biarkan mata kita terpejam sesudahnya.
Tuhan sebenarnya telah menyediakan penyelesaian atas kesulitan yang kita hadapi, namun Tuhan tidak segera menurunkan penyelesaiannya karena ingin mengetahui seberapa besarnya cinta kita pada Nya.
Untuk mengetahui dan mengenal Tuhan, bandingkanlah Nikmat yang Tuhan berikan padamu dengan dosa-dosa yang telah kau tumpuk. Tuhan Maha Sayang kepada Kita.
Bersedekahlah, agar harta tiada menipis, jadilah pemaaf, jika engkau ingin mulia, dan Rendah hatilah, agar engkau tinggi derajatnya.
Mata bisa melihat dengan jelas, namun hanya hati yang bisa melihat dengan jujur.
Yang menentukan masa depan anda bukan kekayaan, kedudukan dan kebahagiaan yang anda capai, tetapi ke arah mana anda akan membawa semua itu
Orang yang sibuk mengejar kepentingan dirinya sendiri akan menciptakan banyak lawan.
Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada disisimu ketika kamu memerlukan sandaran, walaupun saat itu mereka lebih bisa berada di tempat lain yang lebih menyenangkan.
Hidup yang berguna adalah hidup yang ketika petang akan menjelang, telah tersedia kayu bakar untuk menghadapi malam yang akan datang.
Tuhan menciptakan Sabar sebagai pasangan bagi rasa Syukur. Dan keindahan rasa syukur akan hadir saat didampingi oleh kesabaran.
Terkadang , seseorang lebih memilih untuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa dia bersedih.
lebih baik wajah preman tapi hati beriman, daripada wajah sekuriti tapi hati hello kitty.
Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.
Bila kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.
Hidup itu maju kedepan! Bukan mundur ke belakang! Lupakan yg telah berlalu! Jadikan ia patokan untuk lebih baik dimasa depan.
Manusia adalah makhluk satu-satunya yang dapat menebang pohon, mengolahnya menjadi lembaran kertas, dan menulis Stop Penggundulan Hutan diatas kertas tersebut.
Inti keperjuangan adalah menjalani dengan usaha dan ditambahi dengan keiklasan.
Banyak manusia yang tidak menyadari, bahwa setelah rasa syukur pasti akan selalu hadir kebahagiaan.
Jadikanlah masa lalu sebagai pengalaman dan pelajaran, masa yang sedang berjalan isilah dengan amal dan perbuatan, dan masa depan janganlah terlalu diangan-angankan.
Berfikir sebelum berbuat adalah satu kebijaksanaan, berfikir setelah berbuat adalah satu kebodohan, sementara berbuat tanpa berfikir adalah seribu kebodohan.
Orang yang cemerlang melihat setiap halangan sebagai peluang untuk mengasah potensi, disaat orang lain menganggap setiap halangan sebagai alasan yang menyebabkan kegagalannya.
Tidak semua yang kita inginkan mampu kita peroleh, sebagaimana tidak semua yang kita peroleh adalah yang benar-benar kita inginkan.
Hati yang terluka adalah seumpamanya besi bengkok, walau telah diketuk, sulit kembali menjadi bentuk asalnya.
Kejayaan adalah tangga bambu yang tidak dapat anda panjat dengan tangan yang masuk kedalam kantung celana.
Jika hal-hal yang kecil saja engkau tak mampu mensyukurinya, maka bagaimana engkau akan mampu mensyukuri hal-hal yang besar.
Anda akan selalu membalik buku untuk mendapatkan lembaran baru, sehingga waktunya anda menyadari bahwa kita harus menuliskan dan menggoreskan pena diatas lembaran buku tersebut. - Hidup adalah memulai, mencoba, melangkah baik itu benar atau salah.
Aku lebih takut kepada orang yang melatih 1 buah jurus tendangan 1000 kali, daripada kepada orang yang berlatih 1000 jurus tendangan 1 kali. - Bruce LeeOrang pintar bukanlah orang yang menuntut ilmu setinggi langit untuk mendapatkan ijasah, namun orang yang berusaha sekuat tenaga hingga mampu mempekerjakan dan menggaji orang yang menuntut ilmu setinggi langit untuk mendapatkan ijasah.
Sebenarnya Tuhan menurunkan Keajaiban dan mukjizat setiap waktu bagi kita yang mau berpikir dan berusaha, yaitu "Kesempatan".Wanita dewasa bukanlah dia yg ingin terlihat sempurna utk semua pria, tapi dia yang ingin terlihat cantik untuk satu pria yang dicintainya.
Percayalah, hari ini akan lebih indah daripada kemarin jika kita mengawalinya dengan doa dan senyuman.Dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedi bagi mereka yang merasakannya.
Sebuah senyuman dapat terjadi secepat kilat, namun kenangannya mampu bertahan seumur hidup. Senyumlah.Teguran dan Kritikan itu ibarat obat. Terasa pahit awalnya, tetapi akan terasa khasiatnya ketika sudah diminum.
Ujian kehidupan itu tidak lebih sulit daripada ujian anak Sekolah Dasar, karena kita tidak dilarang untuk bertanya kepada teman, menyontek atau meniru, ataupun minta bantuan orang. Jadi, kenapa harus takut menghadapi ujian dalam kehidupan?Persaingan itu seperti Olahraga. Sangat melelahkan, tetapi sebenarnya menyehatkan.
Hidup bukanlah tentang meratapi dan menunggu hujan badai berlalu, tapi tentang bagaimana kita menikmati dan belajar menari dalam hujan.Indahnya hidup bukan karena Seberapa Banyak orang yang mengenal kita, namun Seberapa Banyak orang yang berbahagia karena kita.
Sejatinya, dalam cacian dan makian terbersit sebuah pujian yang merupakan kebalikan dari cacian dan makian tersebut.Lakukanlah yang terbaik sekarang, karena sebenarnya waktu sangat cepat berlalu. Jangan sampai kita menyesali saat waktu sudah tak lagi bersahabat dengan kita.
Berani berlayar Tanpa mengetahui teknik berlayar, Tanpa Kemampuan membaca peta, dan Tanpa Kemampuan memprediksi arah angin dan cuaca adalah hal yang Nekad dan Konyol.Dibalik kebencian orang terhadap kita, sebenarnya terdapat kekaguman atas yang tidak mereka mampu atau miliki pada diri kita.
Belajarlah dari kesalahan orang lain. Karena Anda tidak akan pernah punya cukup waktu dan dana untuk melakukan semua kesalahan itu sendiri.Pengalaman Bukanlah Apa yang Terjadi pada diri Kita, tetapi adalah Apa yang Kita Lakukan atas apa yang Terjadi.
Hanya Butuh Sedikit Perbedaan (0,02 detik) ketika Usain Bolt (9,72 detik) memecahkankan rekor dunia balap lari 100m yg dipegang oleh Asafa Powell (9,74 detik) pada tahun 2008. Demikian juga dalam hidup, Hanya Butuh Sedikit Perbedaan pola pikir dan tindakan untuk mengubah diri kita dari seorang Pecundang menjadi seorang Pemenang.Berhentilah mencari alasan kenapa anda tidak sukses, mulailah mencari jawaban bagaimana agar anda sukses.
Percayalah semua masalah dan rintangan yang kita hadapi bukanlah untuk melemahkan kita. Justru ini akan menjadikan kita lebih kuat, lebih dewasa, lebih bijaksana, lebih sabar dan lebih beriman.Mereka yang disaat muda sibuk membeli barang yang tidak diperlukannya, maka disaat tua akan sibuk menjual barang yang diperlukannya.
Jika Cobaan sepanjang Sungai, maka Kesabaran itu seluas Samudra. Jika Harapan sejauh Hamparan Mata memandang, maka Tekad mesti seluas Angkasa membentang. Jika Pengorbanan sebesar Bumi, maka Keikhlasan harus seluas Jagad Raya.kita selalu terpaku pada pikiran bahwa kita harus lebih baik dari orang lain. Namun sejatinya adalah kita harus menjadi lebih baik dari diri kita yang kemarin. - Dudi Jaya
Kadang kita terlalu fokus terhadap kelemahan kita, dan melupakan kelebihan yang kita miliki. Padahal setiap manusia diciptakan untuk menjadi pemenang dengan semua kelebihan yang dimiliki.gagal bukanlah karena kita tidak bisa, tapi karena kita tidak mau untuk menghindari kegagalan. dan satu-satunya cara menghindari kegagalan adalah menggapai kesuksesan. Dan untuk menggapai kesuksesan, kita harus bisa menaklukkan rintangan, kesulitan, cobaan dan godaan, kerena rintangan, kesulitan, cobaan dan godaan bukanlah penghalang, tetapi bensin yang akan menambah bara kesuksesan.
Sangat sulit untuk menjadi nomer 1, namun jauh lebih sulit untuk menjadi dirimu sendiri.Kemarahan diawali dari kebodohan, dan akan selalu diakhiri dengan penyesalan.
Sebenarnya dibalik kesabaran tersimpan kekuatan maha besar. Karena hanya manusia kuatlah yang mampu mengendalikan dirinya sendiri.Tirulah Pohon Beringin, yang semakin kuat angin menerpa, semakin kuat pula ia menancapkan akar-akarnya.
Permata hanya akan menjadi indah dengan pukulan dan gesekan gerinda. Begitu juga manusia, akan menjadi sempurna dengan ujian dan cobaan.Menunggu sangatlah mengesalkan, membosankan dan menggelisahkan. Begitu juga dengan seorang pemalas, yang seumur-umur hanya menunggu waktu yang tidak kunjung berakhir.
Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga, belum tentu bagus.Yang kemarin, hanya ada dalam ingatan. Untuk besok, hanya kamu yang mampu dengan harapan. Yang sekarang, ini adalah yang sebenarnya. Dimana kamu harus terima, dengan penuh kesadarannya. Siapa sekarang yang tidak ingin membuka mata, besokpun akan tetap buta.
Janganlah mencari Tuhan karena anda membutuhkan jawaban. Carilah Tuhan karena anda tahu bahwa Dia lah jawaban yang anda butuhkan.Sebenarnya Anda lebih berani dari yang anda duga, lebih kuat dari yang anda tahu, dan lebih pintar yang anda kira, namun itu semua tersembunyi dibalik diding tipis bernama keragu-raguan.
Senyum mampu menyelesaikan banyak masalah, dan diam mampu membuat kita terhindar dari banyak masalah.Diam Bukanlah kelemahan, jika di iringi dengan perbuatan dan hasil nyata.
Satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah dengan mencintai apa yang Anda lakukan, walaupun sebenarnya anda membencinya.Harapan tinggallah harapan jika tidak disertai tindakan, impian tinggallah impian jka tidak selaras dengan kemampuan.
Hanya karena kamu mendengar apa yg dilakukan seseorang, tak berarti kamu bisa menghakiminya. Kamu tak tahu apa yg telah dilaluinya.Tidak seorang pun punya kemampuan untuk melakukan sesuatu hal sempurna, tapi setiap orang diberi banyak kesempatan untuk melakukan hal yang benar.
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan.Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita.
Matahari yang sebesar itu pun perlu bulan untuk bisa menerangi setiap sudut bumi.Seseorang tak akan pernah bisa mencintai Anda dengan tulus dan apa adanya, jika Anda selalu menyembunyikan kekurangan Anda darinya.
Hidup ini seperti piano.Berwarna putih dan hitam. Namun,ketika Tuhan yang memainkannya,Semuanya menjadi indah.Saat anda mendapatkan yang biasa ketika mendambakan yang terbaik, bersyukurlah, karena anda tidak mendapatkan yang terburuk.
"Kegagalan adalah peluang untuk hal yang lebih baik. Kegagalan adalah batu loncatan untuk pengalaman yang berharga. Suatu hari nanti Anda akan bersyukur untuk beberapa kegagalan yang anda alami. Percayalah, ketika satu pintu tertutup untuk anda, sebenarnya pintu yang lain selalu terbuka"Melihat kebelakang akan membawa kejelasan di depan. Belajar dari kesulitan dulu akan membawa berkah sekarang dan nanti.
Hidup adalah memilih, namun untuk memilih dengan baik, Anda harus tahu siapa Anda dan apa yang Anda perjuangkan, ke mana Anda ingin pergi dan mengapa Anda ingin sampai di sana."Keyakinan adalah percaya dengan apa yang tidak kita lihat, dan upah dari keyakinan adalah melihat apa yang kita yakini."
Kesedihan adalah ibarat terdampar di gurun pasir. Hal terbaik adalah berusaha keluar dari gurun pasir tersebut.Inti dari kebahagiaan adalah kumpulan kebahagiaan dari hal-hal kecil.
Sebenarnya sangatlah mudah menjadi Bahagia. Kebahagiaan akan datang saat kita memaafkan diri kita sendiri, memaafkan orang lain, dan hidup dengan penuh rasa syukur. Tidak pernah ada orang egois dan tidak tahu berterima kasih mampu merasakan bahagia, apalagi membuat orang lain bahagia. Hidup ini memberi, bukan meminta."Kebahagiaan adalah pengalaman spiritual dimana setiap menit hidup dilalui dengan cinta, dan rasa syukur.
Jangan takut akan bayangan, karena bayangan berarti ada suatu cahaya yang bersinar di dekatnya.Masa-masa terbaik dalam hidup adalah saat kita mampu menyelesaikan masalah sendiri, Masa-masa suram kehidupan adalah saat kita menyalahkan orang lain atas masalah yang kita hadapi.
"Manusia seperti puluhan kolam, masing-masing memantulkan cahaya dari bulan yang sama.""Kebijaksanaan adalah pemahaman nilai-nilai abadi dan nilai-nilai hidup."
"Kebaikan adalah lebih penting daripada kebijaksanaan, dan menyadari hal ini adalah awal dari kebijaksanaan."Bijaksana adalah kumpulan dari perjalanan hidup kita. Kebijaksanaan tidak bisa dicari, tidak bisa diberikan, dan tidak bisa dibagikan. Kebijaksaan adalah diri kita sendiri.
Jika anda merasa pendapat anda tidak didengar, ketahuilah, sebenarnya anda tengah belajar untuk menghargai.Setiap kejadian-kejadian kecil hidup kita adalah bagian dari harmoni total alam semesta, semuanya sudah ada yang mengatur dengan sempurna. Jalanilah hidup apa adanya.
Orang Bijak adalah orang yang menyimpan kebijakannya untuk dirinya sendiri.Bicaralah dari hati dan dengan hati, karena hati bisa mendengar lebih tajam daripada telinga.
Jangan terlemahkan oleh angin permasalahan. Layang-layang mampu terbang tinggi karena berani melawan angin. Hanya layang-layang yang putus benang yang hanyut oleh angin.Jika anda merasa tidak memiliki hal yang berharga, ketahuilah, anda memiliki hal yang tak ternilaikan, yaitu senyuman.
Jika anda melalui hidup anda tanpa masalah, ketahuilah, anda melewatkan masa terindah hidup anda.Berjalan lah seperti kau tak membutuhkan uang, mencintailah seperti kau tak pernah terluka, berdansalah seperti tak ada orang yang memperhatikan.
Saat kau berpikir tentang orang yang cantik dan tampan, pikirkanlah bahwa kau adalah bagian dari mereka.Berbuat baik pada orang lain lebih sulit daripada berperang melawan penjajah.
Mengucapkan Maaf hanya mampu dilakukan oleh orang-orang pemberani.Anda harus jadi ulat terlebih dahulu jika ingin menjadi kupu-kupu
Kekuatan bukanlah tentang memukul sekuat tenaga, tetapi tentang ketepatan sasaran.Kemenangan adalah bagian terkecil dari sebuah pertandingan.
Pemenang bukannya tak pernah gagal, tetapi tidak pernah menyerah.Tuhan telah memberikan kita Ikan, tinggal kita yang harus memgail untuk mendapatkannya.
Keindahan sejati tak bisa dilihat oleh mata, hanya hati yang mampu merasakan keindahan sebenarnya.Waktu akan terasa lambat bagi mereka yang menunggu, terlalu panjang bagi yang gelisah, dan terlalu pendek bagi yang bahagia. Namun Waktu adalah keabadian bagi yang mereka mampu bersyukur.
Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Fokuslah pada kelebihan kalian, jangan fokus pada kekurangan kalian.Jika anda telah berusaha untuk mengubah sesuatu namun tetap tak berhasil, cobalah untuk mengubah pandangan anda.
Melepaskan orang yang di cintai jauh lebih sulit dibanding menerima cinta yang baru bagi hatimu.Ketika anda tulus mencinta, tak akan pernah ada kata menyerah. Meski pikiran ingin berputus asa, namun hati tetap ingin mencoba.
Jangan terlalu lama menangisi apa yg telah terjadi. Hal yg kamu tangisi saat ini mungkin hal yang akan kamu syukuri suatu saat nanti.Dalam hidup, anda tak akan selalu mendapatkan apa yang paling anda inginkan, terkadang anda hanya mendapat pelajaran yang sebenarnya lebih anda butuhkan.
Jumat, 10 Agustus 2012
Tidak Ada Yang Mustahil Bagi Tuhan: Asal Mula Suku Batak dan Adat Istiadat Orang Batak...
Tidak Ada Yang Mustahil Bagi Tuhan: Asal Mula Suku Batak dan Adat Istiadat Orang Batak...: Judika Asima Naibaho Soban, 24 November 1992 AndesSoM@n Ada banyak versi yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Suku Batak itu...
Rabu, 08 Agustus 2012
Lirik Lagu Aal Izz Well Lyrics
Lirik Lagu Aal Izz Well Lyrics
(Jab Life Ho Out Of Control, Honto Ko Karke GolJudikanaibaho@blogspot.com
Honto Ko Karke Gol, Siti Bajaake Bol) – 2
Aal Izz Well
Murgi Ka Jaane Ande Ka Kya Hoga
Are Life Milegi Ya Tave Pe Fry Hoga
Koyi Na Jaane Apana Future Kya Hoga
Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Arey Chaachu Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Honto Ko Karke Gol, Siti Bajaake Bol) – 2
Aal Izz Well
Murgi Ka Jaane Ande Ka Kya Hoga
Are Life Milegi Ya Tave Pe Fry Hoga
Koyi Na Jaane Apana Future Kya Hoga
Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Arey Chaachu Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Confusion Hi Confusion Hai Solution Kuchh Pata Nahi
Solution Jo Mile Toh Saala Question Kya Tha Pata Nahi
Dil Jo Tere Baat Baat Pe Ghabraaye
Dil Pe Rakh Ke Haath Use Tu Fusala Le
Dil Idiot Hai Pyaar Se Usko Samajha Le
Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Arey Chaachu Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Solution Jo Mile Toh Saala Question Kya Tha Pata Nahi
Dil Jo Tere Baat Baat Pe Ghabraaye
Dil Pe Rakh Ke Haath Use Tu Fusala Le
Dil Idiot Hai Pyaar Se Usko Samajha Le
Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Arey Chaachu Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Scholarship Ki Piya Daaru Ghum Toh Phir Bhi Mita Nahi
Agar Battiya Raakh Ho Gayi God Toh Phir Bhi Dikha Nahi
Bakara Kya Jaane Uski Jaan Ka Kya Hoga
Seekh Ghusegi Ya Saala Kima Hoga
Koyi Na Jaane Apana Future Kya Hoga
Toh Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Arey Chaachu Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Jab Life Ho Out Of Control, Honto Ko Karke Gol
Honto Ko Karke Gol, Siti Bajaake Bol
Aal Izz Well
Murgi Ka Jaane Ande Ka Kya Hoga, Kya Hoga
Are Life Milegi Ya Tave Pe Fry Hoga Ho Ho Ho
Koyi Na Jaane Apana Future Kya Hoga, Kya Hoga
Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Murgi Aal Izz Well
Arey Bakare Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Na Na Na Na Na…..
Arey Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Agar Battiya Raakh Ho Gayi God Toh Phir Bhi Dikha Nahi
Bakara Kya Jaane Uski Jaan Ka Kya Hoga
Seekh Ghusegi Ya Saala Kima Hoga
Koyi Na Jaane Apana Future Kya Hoga
Toh Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Arey Chaachu Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Jab Life Ho Out Of Control, Honto Ko Karke Gol
Honto Ko Karke Gol, Siti Bajaake Bol
Aal Izz Well
Murgi Ka Jaane Ande Ka Kya Hoga, Kya Hoga
Are Life Milegi Ya Tave Pe Fry Hoga Ho Ho Ho
Koyi Na Jaane Apana Future Kya Hoga, Kya Hoga
Hont Ghuma Siti Baja, Siti Bajaake Bol
Bhaiya Aal Izz Well, Arey Murgi Aal Izz Well
Arey Bakare Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Na Na Na Na Na…..
Arey Bhaiya Aal Izz Well, Arey Bhaiya Aal Izz Well
Asal Mula Suku Batak dan Adat Istiadat Orang Batak
Judika Asima Naibaho Soban, 24 November 1992 AndesSoM@n |
Ada banyak versi yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Suku Batak itu sendiri. Salah satu hal yang menyebabkan hal ini adalah kurangnya informasi sejarah yang dapat diteliti dikarenakan banyak dari benda – benda sejarah suku Batak hilang pada saat penjajahan Belanda dan Perang melawan Padri (atau lebih dikenal dengan tingki ni par padiri). Dalam artikel ini penulis mencoba mengambil jalur historis dimana disebutkan bahwa asal usul Bangsa Batak adalah dari daerah Asia.
Judikanaibaho@blogspot.com
Suku Bangsa Batak semula adalah satu dari Suku Melayu Pegunungan (orang pendalaman yang tinggal dan terisolir di pegunungan) di pegunungan perbatasan Burma / Siam (Thailand). Disana suku Bangsa Batak tinggal dengan suku – suku Bangsa Suku Melayu Pegunungan lainnya seperti Suku Bangsa Karen, Igorot, Toraja, Bontok, Ranau, Meo, Tayal, Waco.
Suku bangsa ini selama ribuan tahun terpisah dari pengaruh dunia luar (splendid isolation), mereka seluruhnya adalah orang – orang pegunungan yang cenderung mengurung diri di pegunungan dan menolak segala hubungan dengan dunia luar terutama orang – orang pesisir (Suku Melayu Pesisir).
Pada + 3000 SM Bangsa Mongol melakukan pelebaran wilayah kekuasaan mereka ke arah Selatan, sepanjang Sungai Irwandi, Salween, serta Mekong. Situasi ini mendesak orang – orang yang bukan hanya dari kalangan Suku Melayu Pesisir (orang pesisir) tetapi juga Suku Palae Mongoloid (nenek moyang orang orang Siam, Kamboja, Laos, Viet, dan Dayak. Akibat expansi ini, suku Siam mulai mendapat terpengaruh agama Budha. Berbeda dengan Suku Dayak yang terlanjur jauh berpindah ke pendalaman hutan Kalimantan.
Desakan yang dilakukan suku Mongol terhadap Palae Mongoloid memaksa Palae Mongoloid mendesak pula ke atas naik ke pegunungan meninggalkan daerah pesisir, ke wilayah Suku Melayu Pegunungan. Inilah yang disebut dengan desakan secara Transcendental. Akibat desakan ini, kalangan Suku Melayu Pegunungan sebagian besar terdesak hingga ke tepi laut di Teluk Martaban dan berlahan – lahan terkena pengaruh budaya Hindu dimana dapat dipahami banyak istilah – istilah Hindu yang mereka adopsi masuk ke dalam bahasa – bahasa Suku Melayu Pegunungan antara lain ke dalam Bahasa Batak. Istilah – istilah seperti ; Debata, Singa, Surgo, Batara, Mangaraja dan lain – lain.
Masyarakat Suku Melayu Pegunungan yang aslinya adalah orang – orang pegunungan tentu tidak merasa nyaman berada di daerah pinggiran mengingat banyaknya ancaman dari pengaruh luar yang bisa datang mempengaruhi. Sangat jauh berbeda dari kebiasaan mereka yang suka menutup diri di pegunungan dari pengaruh luar.
Akhirnya kelompok ini terpecah. Suku Bangsa Bontok, Igorot dan suku Suku Melayu Pegunungan lain yang kecil sangat banyak pergi ke daerah Filiphina dan membentuk kelompok baru (seperti Bangsa Tagalog) dan hingga kini masih berada disana dan menolak masuknya agama luar.
Suku Bangsa Tayal pergi ke puncak puncak gunung – gunung di Taiwan (Formosa). Sejak 3.000 tahun hingga sekarang tidak terpengaruh oleh perebutan tanah di daerah pesisir dan tanah datar Taiwan oleh bangsa – bangsa dari Tiongkok, Belanda dan Jepang. Namun setelah Perang Dunia kedua, mereka dikristenkan oleh pendeta dari Kanada yang datang membawa modern medical science.
Suku Bangsa Toraja mendarat di Sulawesi. Dan disana mereka berbaur dengan suku – suku bangsa Bugis dan Makasar hingga sekarang. Agama islam sendiri sudah ada disini sejak 400 tahun sebelumnya namun suku bangsa Toraja dengan gigih menolak pengaruh islam. Pada abad ke-20 Agama Kristen masuk ke Toraja oleh Pendeta – pendeta yang datang dari Belanda membawa modern medical science.
Lain pula dengan Suku Bangsa Karen yang tetap bertahan di Pegunungan Burma. Hingga sekarang kabarnya masih sering bersengketa dengan suku bangsa lainnya yang sudah membentuk Republik Burma. Suku Bangsa Karen tetap menolak agama Budha yang menjadi agama mayoritas di Burma yang kemudian pada abad ke-19 di Kristenkan oleh Pendeta – Pendeta Inggris.
Suku bangsa Ranau mendarat di Sumatera Selatan dan mengurung diri dari pengaruh luar di sekitar Danau Ranau selama kurang lebih 2500 tahun. Lepas dari segala pengaruh Kerajaan Sriwijaya, Darmasraya dan kerajaan- kerajaan lain yang silih berganti muncul dan lenyap di Sumatera Selatan. Banyak dari suku Ranau dibunuh oleh Kesultanan Banten yang membutuhkan sekitar Danau Ranau untuk penanaman merica untuk di ekspor.
Suku Bangsa Meo juga sama seperti Suku Karen yang memilih bertahan di pegunungan. Mereka terdesak ke seberang lautan dan secara tak terduga menjadi terkenal disana oleh bisnis candu yang memang tumbuh subur di daerah itu. Candu ini kemudian dijual ke hampir seluruh penjuru dunia. Namun tetap terisolir dari pengaruh modernisasi.
Sementara untuk suku Wajo mereka memilih lautan. Mereka menetap disana dan menjadi Sea-Nomads. Orang – orang Wajo tersebar di lautan mulai dari Lingga Archipelago sampai ke Filiphina.
Suku Bangsa Batak mendarat di Pantai Barat Pulau Andalas. Disana suku Batak sudah segera terpecah menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
Kelompok Pertama Melanjutkan pelayaran dan mendarat di Simalur, Nias, Batu, Mentawai, Siberut dan lain – lain hingga ke Enggano.
Kelompok Kedua mendarat di Muara Sungai Simpang (Singkil Sekarang) Masuk ke pendalaman dan menetap di Kutacane. Dari sana mereka menduduki seluruh pendalaman Aceh. Inilah yang kemudian menjadi Suku Batak Gayo dan Batak Alas. Walau berada di wilayah Aceh namun kelompok ini tidak pernah terpengaruh oleh Aceh. Tulisan dan Bahasa tetaplah Batak.
Kelompok Ketiga mendarat di Muara Sungai Sorkam (antara Barus dan Sibolga). Masuk ke pendalaman mencari daerah yang terisolir dan bermukim di kaki gunung Pusuk Buhit. Inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal orang Batak sekarang.
Suku Batak di Tanah Batak mendirikan permukiman yang pertama di tepi Danau Toba di kaki Gunung Pusuk Buhit yang bernama Sianjur Sagala Limbong Mulana. Tempat ini sangat terjamin dimana jika dilihat dari segi geografisnya sendiri, permukiman ini berada di ketinggian 900 meter berada jauh dari pinggir danau Toba dan memiliki sumber air untuk irigasi yang sangat banyak.
(Dikutip dari buku Tuanku Rao karangan Mangaraja Onggang Parlindungan)
Kita sebagai orang Batak tentu tidak
asing dengan nama Sisingamangaraja, Namun mungkin tidak banyak diantara kita
yang tahu sebenarnya bagaimana gelar Sisingamangaraja itu muncul pertama
sekalinya, dan siapakah orang pertama yang memegang gelar Sisingamangaraja itu
sendiri ? Artikel ini akan coba membahas hal ini dengan menggunakan sumber dari
buku “Toba Na Sae” karya Sitor Situmorang.
Lahirnya seorang putra Lembah Bakkara,
yang kemudian menjadi Sisingamangaraja I tertuang dalam sebuah mitos.
Sebagaimana halnya kebanyakan mitos, mitos Sisingamangaraja memiliki berbagai
versi. Artikel ini membatasi diri pada satu versi dalam bentuk ringkasannya
berdasarkan teks tradisi lisan. Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20,
tradisi lisan tersebut dicatat dalam aksara latin.
Tersebutlah seorang bernama Bona Ni
Onan, bungsu dari tiga putra Sinambela. Anak bungsu ini ketika dewasa sering
pergi berjalan jauh, mengembara untuk waktu yang agak lama. Suatu waktu, ketika
dia pulang dari perjalanan beberapa tahun lamanya, ia mendapati istrinya Boru
Borbor sedang hamil tua. Masalah kesetiaan istri timbul pula dikalangan
masyarakat umum Bakkara. Dalam situasi penuh keraguan pada suatu malam sang
suami bermimpi didatangi roh. Roh itu mengatakan bahwa bayi dalam kandungan
isterinya adalah titisan Roh Batara Guru dan kelak menjadi raja yang bergelar Sisingamangaraja.
Setelah mimpi itu, sang suami bertanya kepada isteri dan putri semata
wayangnya.
Sang istri bercerita bahwa suatu kali
ketika dirinya sedang mandi di tombak sulu sulu (hutan rimba) mendadak
terdengar suara gemuruh dan Nampak cahaya merasuki tubuhnya. Tidak lama
kemudian sang isteri mengetahui bahwa dirinya hamil. Ia yakin bahwa
kehamilannya adalah buah pertemuannya dengan Roh Batara Guru. Masyarakat
menerima kebenaran makna peristiwa itu. Dan setelah masa kehamilan yang sangat
lama (19 bulan) istrinya pun melahirkan seorang putra. Anak itu diberi nama Manghuntal
karena kelahirannya disertai badai topan dan gempa bumi dahsyat. Kata Manghuntal
berarti gemuruh gempa.
Dimasa remaja Manghuntal menunjukkan
tanda – tanda atau sifat – sifat ajaib yang memperkuat ramalah bahwa dirinya
akan menjadi raja. Setelah dewasa ia melakukan perjalanan untuk mendapatkan
pengakuan atas kesaktian yang dimilikinya. Manghuntal pergi menyebrangi
samudera melewati Barus ke suatu pulau tempat Raja Mahasakti bernama Raja
Uti. Tujuan dia kesana ialah untuk mendapatkan seekor gajah putih. Setelah
sampai di tempat itu ia tidak dapat langsung bertemu dengan Raja tersebut.
Menurut istrinya, Baginda sedang pergi melakukan perjalanan jauh dan tidak tahu
entah kapan kembali.
Manghuntal memilih untuk menunggu Raja
tersebut. Sambil menunggu ia ditawarkan makan oleh istri Baginda. Saat itu
Manghuntal meminta sayur daun ubi rambat. Dan ketika manghuntal mengangkat
sayuran di tangannya ke mulutnya dengan pandangan mengarah ke atas rumah
(layaknya orang yang memakan sayur) ia melihat Raja Uti bersembunyi di atas
atap rumah. Ternyata moncongnya seperti moncong babi. Raja Uti lalu turun dan
bertukar sapa dengan Manghuntal. Manghuntal menyampaikan permohonannya yaitu
meminta seekor gajah putih . Raja Uti menyetujuinya dengan syarat Manghuntal
harus mengumpulkan dan membawakan sejumlah pertanda dari berbagai wilayah di
Toba sebagai bukti kelayakannya menjadi Raja.
Manghuntal kemudian pulang ke Toba dan
kembali ke Barus membawa pertanda – pertanda yang diminta. Setelah semua
pertanda diberikan kepada Raja Uti, Manghuntal diberikan gajah putih dan
sejumlah barang pusaka, diantaranya sebilah keris keramat yang ia beri nama Piso
Gajah Dompak dan sebuah tombak yang ia namai Hujur Siringis.
Keris Piso Gajah Dompak konon hanya
dapat dibuka dari sarungnya oleh orang yang memiliki kesaktian. Dan Manghuntal
membuktikan kemampuannya di depan masyarakat Toba dimana ia berhasil mencabut
keris ini dari sarungnya dalam upacara penobatannya sebagai Raja yang bergelar
Sisingamangaraja. Berikutnya tradisi membuka sarung Piso Gajah Dompak menjadi
tradisi wajib dalam memberikan gelar kepada penerus gelar Sisingamangaraja.
Sekarang Keris Piso Gajah Dompak itu
menurut kabarnya berada di salah satu museum di Belanda bersama sama dengan
stempel kerajaan Sisingamangaraja.
Lahirnya Sisingamangaraja I di Bakkara
dapat dikatakan terhitung mulai dari Turunan yang ke-8 dari garis silsilah kira
– kira sama dengan 200 – 300 tahun sesudah Si Raja Batak.
TARIKH SEJARAH BATAK
Berikut ini silsilah Sisingamangaraja
dimulai dari Si Raja Batak hingga Sisingamangaraja XII. Data kelahiran diambil
dari perhitungan rata – rata 1 generasi yaitu 30 tahun.
- Si Raja Batak (Lahir tahun 1305)
- Raja Isombaon (1335)
- Tuan Sori Mangaraja (1365)
- Tuan Sorba Dibanua (1395)
- Si Raja Oloan (1425)
- Toga Sinambela (1455)
- Raja Bona Ni Onan (1485)
- Raja Manghuntal / Sisingamangaraja I (1515)
- Raja Tinaruan / Sisingamangaraj II (1545)
- Raja Itubungna / Sisingamangaraja III (1575)
- Sori Mangaraja / Sisingamangaraja IV (1605)
- Ampallongos / Sisingamangaraja V (1635)
- Amangulbuk / Sisingamangaraja VI (1665)
- Ompu Tuan Lombut / Sisingamangaraja VII (1695)
- Ompu Sotarunggal / Sisingamangaraja VIII (1725)
- Ompu Sohalompoan / Sisingamangaraja IX (1755)
- Ompu Tuan Na Bolon / Sisingamangaraja X (1785)
- Ompu Sohahuaon / Sisingamangaraja XI (1815)
- Patuan Bosar / Sisingamangaraja XII (1845)
Pada kesempatan selanjutnya penulis
akan coba membahas lebih banyak tentang kedua belas Raja yang memegang gelar
Sisingamangaraja.
(dikutip dari Buku Toba Na Sae
karya Sitor Situmorang)
5 Perkawinan yang Dilaran dalam Adat Batak
Rate This
Bagi kita orang indonesia terkhususnya
orang Batak, perkawinan merupakan suatu hal yang wajib. Namun dalam adat dan
istiadat orang batak, ada beberapa larangan dalam memilih pasangan hidup untuk
pernikahan. Dan dibeberapa daerah konon hal ini masih sangat tegas hukumnya.
Hukuman bagi pelanggar sangatlah berat. Mulai dari pengusiran dari tanah
huniannya, hingga dibakar hidup-hidup (jika memang sudah sangat fatal). Lalu
larangan larangan apa saja kah yang dimaksud? Berikut Bataklanden merangkum
lima larangan dalam perkawinan Batak.
1. PERKAWINAN ANTARA NAMARPADAN
Padan adalah ikrar janji yang telah
diikat oleh leluhur orang batak dulu yang mengharamkan pernikahan diantara
kedua pihak yang marpadan dengan maksud menjaga hubungan baik diantara
keduanya. Padan ini kemudian diteruskan secara turun temurun hingga sekarang.
Berikut ini marga-marga yang mengikat janji / marpadan :
- Hutabarat & Silaban Sitio
- Manullang & Panjaitan
- Sinambela & Panjaitan
- Sibuea & Panjaitan
- Sitorus & Hutajulu (termasuk Hutahaean, Aruan)
- Sitorus Pane & Nababan
- Naibaho & Lumbantoruan
- Silalahi & Tampubolon
- Sihotang & Toga Marbun (termasuk Lumbanbatu, Lumbangaol, Banjarnahor)
- Manalu & Banjarnahor
- Simanungkalit & Banjarnahor
- Simamora Debataraja & Manurung
- Simamora Debataraja & Lumbangaol
- Nainggolan & Siregar
- Tampubolon & Sitompul
- Pangaribuan & Hutapea
- Purba & Lumbanbatu
- Pasaribu & Damanik
- Sinaga Bonor Suhutnihuta & Situmorang Suhutnihuta
- Sinaga Bonor Suhutnihuta & Pandeangan Suhutnihuta
2. PERKAWINAN DIANTARA NAMARITO
Perkawinan diantara namarito atau
bersaudara / memiliki hubungan darah adalah salah satu pernikahan terlarang
yang sangat berat hukumannya dalam adat batak. Perkawinan namarito bukan hanya
terbatas pada saudara kandung. Namun juga mencakup marga-marga yang masih satu
ikatan. Misalnya larangan menikah diantara marga-marga PARNA yang mencakup 66
marga. Sebagai contoh marga yang masih satu keluarga adalah keturunan RAJA
MARERAK, yaitu SITORUS, MANURUNG, SIRAIT, BUTAR-BUTAR.
3. DUA PUNGU SAPARIHOTAN
Dua Punggu Saparihotan artinya adalah tidak
diperkenankan melangsungkan perkawinan antara saudara abang atau adik laki-laki
marga A dengan saudara kakak atau adik perempuan istri dari marga A tersebut.
Artinya kakak beradik laki-laki memiliki istri yang ber-kakak/ adik kandung,
atau 2 orang kakak beradik kandung memiliki mertua yang sama.
4. PARIBAN NA SO BOI OLION
Ternyata ada Pariban yang tidak bisa
saling menikah, siapa dia sebenarnya? Bagi orang Batak aturan/ ruhut adat Batak
ada dua jenis untuk kategori Pariban Na So Boi Olion, yang pertama
adalah Pariban kandung hanya dibenarkan “Jadian” atau menikah dengan
satu Pariban saja. Misalnya 2 orang laki-laki bersaudara kandung memiliki 5
orang perempuan Pariban kandung, yang dibenarkan untuk dinikahi adalah hanya
salah satu dari mereka, tidak bisa keduanya menikahi pariban-paribannya. Yang
kedua adalah Pariban kandung/ atau tidak yang berasal dari marga anak perempuan
dari marga dari ibu dari ibu kandung kita sendiri. Jika ibu yang melahirkan ibu
kita ber marga A, perempuan bermarga A baik keluarga dekat atau tidak, tidak
diperbolehkan saling menikah.
5. MARBORU NAMBORU / NIOLI ANAK NI
TULANG
Larangan berikutnya adalah jika
laki-laki menikahi boru (anak perempuan ) dari Namboru kandung dan
sebaliknya, jika seorang perempuan tidak bisa menikahi anak laki-laki dari
Tulang kandungnya.
Kisah Simamora (Bagian 1)
Kisah Simamora adalah kisah yang sangat
menarik dan mendidik. Banyak cerita dari Simamora yang diketahui oleh
masyarakat. Mungkin sebagian dari pembaca pernah mendengar istilah “Simamora
Na oto” atau Simamora yang bodoh. Artikel ini tidak bermaksud menghina atau
melecehkan marga tersebut, Sayangnya banyak versi yang beredar di masyarakat
yang terkadang malah berbau negatif.
Artikel kali ini mencoba mengupas salah
satu cerita mengenai Simamora yang menjadi asal usul istilah “Simamora Na oto”
yang sering dilekatkan pada marga tersebut. Bagaimana sebenarnya hal ini bisa
terjadi? Berikut ini, Kisah Simamora Bagian Pertama.
***
Simamora menikahi seorang gadis bernama “Tuanlaen”.
Dia adalah istri pertama Simamora, namun sayang, keluarga ini tidak memiiki
keturunan karena Tuanlaen mandul. Namun demikian, hubungan diantaranya tetap
akur. Simamora tidak pernah menuntut banyak dari istrinya. Sedangkan istrinya,
Tuanlaen sering merasa sedih karena tidak bisa memberikan keturunan kepada
Simamora. Sebagai orang batak yang menganut system kekerabatan Patriliniar,
maka kehadiran seorang putra sangatlah diharapkan untuk dapat meneruskan marga
pihak laki-laki, karena itu Tuanlaen sering menyesali dirinya yang tidak
berguna dan disebutnya sebagai “lapung”.
Beberapa kali , Tuanlaen sering meminta
agar Simamora menikah lagi. Namun Simamora tidak pernah tertarik untuk menikah
lagi.
“Terima saja. Anggaplah ini sebagai
nasib kita.” Jawab Simamora setiap kali Tuanlaen mengajukan sarannya.
“Tapi kalau kau menikah lagi, nasibmu
akan berubah.”
“Siapa yang bisa menjamin?”
Mendengar itu, Tuanlaen menjadi senang
dan merasa bersyukur telah mendapatkan suami yang setia.
Setelah adik laki-lakinya meninggal,
Simamora mengambil usul untuk merawat keempat anak adiknya. Dengan cara
menikahi adik iparnya. Cara ini dikenal dengan ganti tikar sebagai bentuk
pertanggung jawaban terhadap saudara. Mereka lalu tinggaL di daerah Tipang,
Bakkara.
Awalnya kehidupan mereka berjalan baik.
Tuanlaen merawat keempat anak nya seperti anak sendiri, sedangkan istri baru
Simamora merasa senang karena telah terbantu. Simamora pun tidak pernah pilih
kasih kepada kedua istrinya.
Namun setelah anak-anak ini besar,
situasi memburuk. Keempat anaknya lebih menyayangi ibu kandungnya. Keadaan
membuat hubungan kedua istri ini memburuk, bahkan semakin lama keduanya semakin
sulit berkomunikasi.
SIMAMORA DAN PEDAGANG GARAM.
Simamora adalah pedagang garam. Ia
sering bepergian untuk waktu yang lama meninggalkan keluarganya untuk berdagang
garam. Garam - garam ini diambilnya pesisir barat Sumatera untuk
dijualnya ke beberapa pasar yang dilaluinya seperti Pahae, Sipirok,
Silindung, Doloksanggul dan jika dagangan masih tersisa, ia akan menjualnya di
Bakkara di pinggir Danau Toba. Bakul tempat garamnya diletakkan di atas kuda
beban yang menjadi tunggangannya.
Simamora adalah orang yang ramah, dan
jujur dalam berdagang. Banyak dari orang – orang yang bertemu dengan dia merasa
senang berdagang kepadanya. Oleh karena itu, Simamora punya banyak
langganan dan kenalan.
Berdagang garam tidaklah selalu mudah.
Hujan menjadi masalah yang paling utama. Ketika hujan turun, kuda – kuda akan
menjadi bebal dan tidak mau melanjutkan perjalanan. Dan bakul tempat garam pun
tidaklah cukup bagus. Bakul itu terbuat dari anyaman daun kelapa sehingga
kurang aman dari air. Kalau sudah begini, Simamora biasanya harus menginap di
rumah – rumah warga di kampung yang dilaluinya.
Suatu hari, Simamora bertemu dengan dua
orang yang sama – sama berdagang garam. Seiring berjalan waktu, ia semakin
kompak dengan keduanya dan sering pergi berjualan bersama. Simamora sendiri
merasa beruntung mempunyai teman berdagang, selain dia punya teman untuk diajak
bicara selama perjalanan, ia juga merasa terbantu untuk hal lain. Terkadang
jika musim hujan tiba, sungai – sungai meluap. Untuk menyebrangi sungai, mereka
harus menarik kuda beban karena kuda tidak mau menyebrangi sungai. Terkadang
kuda ini sangat bebal sehingga harus ditarik oleh dua orang atau lebih.
Sepanjang perjalanan, Simamora mendapat
pelanggan lebih banyak dari kedua rekannya, karena Simamora dianggap
orangnya lebih jujur dan jualannya juga tidak terlalu mahal. Hal ini
mengundang kecemburuan bagi kedua rekannya. Sering keduanya menggerutu karena
tidak mendapat pelanggan. Terkadang mereka harus menunggu sampai dagangan
simamora habis, baru mereka kebagian pelanggan.
Kekesalan ini semakin memuncak sampai
suatu ketika mereka merencanakan untuk memberi Simamora pelajaran.
Pada suatu sore, Simamora bersama kedua
rekannya terpaksa menginap di warung kopi di satu desa sebelum masuk pasar
Doloksanggul karena hujan sedang turun. Warung itu kosong pada malam hari.
Pemiliknya tinggal di kampung lain, agak jauh dari tempat itu. Setelah bakul
garam diturunkan dari punggung kuda, mereka menambatkan kuda-kudanya di dekat
rerumputan sekitar warung. Mereka bercengkrama sambil melinting tongkol jagung
yang dijadikan rokok.
Kedua rekannya yang sudah lama mencari
kesempatan untuk mencelakai Simamora merasa kalau inilah waktunya untuk
memberinya pelajaran. Mereka berencana untuk mencuri kuda dan garam – garam
Simamora selagi dia tidur. Dengan demikian, ia tidak bisa berjualan garam lagi.
Berkuranglah saingan.
Malamnya, kedua rekannya itu
menyarankan agar sebaiknya mereka bergantian jaga. Dua orang tidur sedangkan
seorang lagi jaga. Demikian lah bergantian hingga pagi tiba.
“Apa perlu begini ? Toh, selama ini
juga tidak pernah terjadi apa-apa” kata Simamora.
“Itu tidak menjamin kalau disini aman
selamanya.” Jawab mereka.
“Kalau begitu, bagaimana kalau kita
menyembunyikan garam masing-masing.” Usul Simamora.
“Dimanapun kau menyembunyikannya,
garammu pasti bisa ditemukan di warung yang sekecil ini.”
“Tidak mungkin bisa ditemukan.” Jamin
Simamora.
“Aku tidak yakin. Bagaimana kalau aku
bisa menemukan garammu?” Tanya seorang.
“Garamku menjadi milik kalian.”
“Kalau tidak ?” Tanya seorang lagi.
“Garam kalian menjadi milikku.”
“Baik.” Ketiganya pun sepakat.
“Sembunyikanlah garammu.” Kata mereka.
Lalu simamora pergi membawa garamnya.
Tidak sampai dua menit ia sudah kembali. Kedua rekannya lalu menyalaminya tanda
perjanjian sah.
“Bagaimana kalau kuda kita pertaruhkan
juga?” Usul mereka berdua karena merasa yakin garam tersebut tidak jauh
disembunyikan mengingat waktu yang diambil Simamora tidak lama.
“Boleh juga” tantang Simamora
“Baiklah” sambut mereka.
Malam itu Simamora tidur dengan
lelapnya. Seperti tidak ada yang sedang dipikirkannya. Berbeda dengan kedua
rekannya yang tidak sabar menunggu pagi tiba. Mereka yakin sekali garam itu
disembunyikan di dapur. Mereka ingin sekali langsung mencari garam tersebut dan
membawa kuda Simamora pergi. Tapi mereka harus berlaku adil sesuai perjanjian.
Pagi – pagi benar mereka sudah bangun.
Ingin rasanya cepat – cepat menemukan garam tersebut. Akan tetapi untuk
menunjukkan kalau mereka berlaku adil, mereka menunggu hingga Simamora bangun.
Setelah simamora bangun, ketiganya melinting rokok. Lalu masing – masing
menikmatinya tanpa ada yang berselera memulai bicara. Rokok semakin pendek dan
setelah api rokok menyentuh jari, keduanya mengingatkan simamora tentang
kesepakatan mereka.
“Silahkan cari.” Kata simamora singkat.
“Sebaiknya kita naikkan dulu beban kuda
kita.” Kata seorang
“Bagus juga.” Balas yang seorang lagi.
“Kuda yang ketiga tinggal dimuat lalu dituntun.”
“Aku khawatir kalian tidak kembali lagi
karena malu.” Simamora tersenyum simpul.
Keduanya tidak menjawab. Mereka
langsung bergegas. Mereka memulainya dengan menyisir dapur, sekitar rumah,
hingga kebun. Dapur penuh dengan barang – barang yang ditumpuk begitu saja.
Ternyata tidak ada. Di kebun, sekitar sumur hingga sekitar kampung juga tidak
ada. Mereka kembali ke dapur membongkar barang-barang yang ditumpuk. Tetapi
tetap tidak ketemu.
“Dua menit. Mungkinkah keluar kampung?”
Tanya yang satu.
“Kalau berlari, bisa juga…” sahut yang
satu sambil menggaruk – garuk kepalanya.
Lalu mereka memeriksa bambu bambu
pembatas kampung. Tetapi tetap saja tidak ada. Semak belukar, tumpukan sampah
juga tidak lepas dari penggeledahan mereka. Tanpa disadari mereka sudah cukup
jauh keluar dari desa.
Setelah menunggu cukup lama, Simamora
memeriksa. Tetapi rekannya belum kembali juga. Hanya ada tukang warung yang
baru sampai dan sedang menjerangkan air dari sumur. Si Tukang warung merasa
heran melihat banyaknya barang yang berantakan di dapur. Sebelum ia sempat
menanyakan tentang barang – barang tersebut, Simamora telah pergi membawa kedua
kuda dan garam – garam rekannya itu.
Walau kaget dengan kondisi dapur yang
berantakan, si pemilik warung tidak langsung memeriksanya. Ia terlebih dahulu
menjerangkan air karena pagi – pagi biasanya banyak pengunjung yang ingin minum
kopi. Tukang warung memeriksa dapur yang diobrak – abrik entah oleh
siapa. Dan entah untuk apa. Ia tidak melihat adanya barang – barang yang
hilang. Untuk memastikan perasaannya, ia menghitung seluruh jumlah karung padi
di lumbung, kemudian alat – alat pertanian, tidak ada yang hilang. Sambil
mengira – ngira apa yang telah terjadi, ia merapikan barangnya.
Air telah mendidih dan dia segera
melayani langganannya. Tanpa menceritakan kejadian di dapurnya. Tak lama kedua
pedagang yang kalah taruhan telah kembali. Mereka mendapati kalau Simamora
sudah pergi bersama kuda – kuda dan keempat bakul garam yang telah
dimenangkannya.
Saat itu di warung sedang ada desas
desus antara pengunjung. Keduanya yang tidak tahu apa yang sedang terjadi tidak
terlalu memperdulikannya.
“Kopi dua !” pesan mereka.
Tak lama berselang seseorang diantara
pengunjung angkat bicara.
“Koq kopinya asin?” katanya
Kedua pedagang yang mendengar hal itu
saling berpandangan. Seperti akan mengatakan sesuatu. Buru – buru keduanya
mencicipi kopi mereka.
“Benar ! Kopinya asin !”
“Sungguh, disini tidak ada tempat
garam.” Kata yang punya warung. “Gelas dan sendok sudah saya cuci. Mana mungkin
bisa asin?”
“Jangan – jangan…” gumam seorang
pedagang itu.
“Jangan – jangan simamora
menyembunyikan garam di dalam sumur !”
Keduanya langsung melompat dari tempat
duduknya dan memeriksa sumur di belakang warung. Galah dijulurkan ke dalam dan
dua buah bakul berhasil diangkat dari dalam. Warga di sekitar mengenali bakul
tersebut sebagai bakul garam yang biasa dibawa Simamora.
“Lihat !” Kata salah satu pedagang
tersebut. “Ini bakul Simamora. Dia benar – benar bodoh, menyembunyikan garam di
dalam sumur.”
“Kenapa ?” Tanya seorang dari kerumunan
itu.
“Karena dia takut garamnya dicuri
orang.” Jawab rekan pedagang itu.
“Bodoh benar (oto ma i)” piker
orang – orang di warung itu.
“Memang bodoh” ucap kedua pedagang itu.
Mereka melakukannya untuk menyembunyikan kemalangan mereka yang telah kalah
taruhan.
Berita tentang garam masuk sumur ini
langsung cepat menyebar. Kedua pedagang ini juga menceritakan tentang “simamora
yang bodoh” (Simamora na oto) kepada setiap orang yang ditemuinya. Namun
tidak pernah menceritakan bahwa Simamora yang membodohi mereka.
Kisah Simamora (Bagian Kedua)
Bulan Menjadi Dua
Di perbatasan Silindung dengan Pahae,
tinggallah seorang pemilik kebun yang kaya raya. Dia dipanggil Nalobian.
Menurut pengakuannya, dialah yang paling kaya di daerah tersebut. Selain kaya,
Nalobian juga mengklaim dirinya paling pintar, paling tampan, paling segalanya.
Paling ditakuti dan paling berpengaruh di Desa Pahae.
Na lobian, dalam bahasa setempat
berarti “yang berlebih” adalah gelar yang sangat dibanggakannya. Banyak
penduduk desa dan pemuda rantau yang bekerja di kebunnya.Adayang menggarap
tanahnya dengan system bagi hasil, banyak pula yang bekerja sebagai buruh upahan.
Orang –orang desa sebenarnya tidak senang melihatnya. Tapi tidak ada yang
berani menentangnya.
Adalah sebuah kebiasaan buruk yang
sudah berlaku lama di desa itu. Apabila Nalobian sedang minum di warung
manapun, tidak ada yang berani memesan apapun. Dan tukang warung pun tidak
berani melayani mereka. Mereka harus menunggu Nalobian selesai. Selama Nalobian
masih berada di warung, biasanya tidak seorangpun yang berani mengangkat
bicara. Mereka hanya boleh mendengar Nalobian membual tentang kelebihannya.
Setelah ia pergi barulah orang – orang memesan dan suasana warung boleh ramai,
bebas dan santai.
Pada suatu sore, Simamora singgah di
warung dimana Nalobian sedang minum kopi. Ketika itu banyak orang desa yang
duduk di bangku – bangku panjang dengan sikap tegang. Mereka mendengar
Nalobian membual tanpa berani member tanggapan. Hanya terlihat beberapa orang
yang sesekali mengangguk – angguk. Itupun bukan berarti mereka memahami atau
mengamini ucapannya. Anggukan mereka hanya gerakan kepala biasa tanpa makna.
Meja disamping mereka kosong. Simamora
langsung bergabung dengan mereka setelah menambatkan kudanya di salah satu
pohon di samping warung dan meletakkan bakulnya agak di bagian dalam warung.
Sore itu cuaca panas. Simamora merasa haus setelah menempuh perjalanan jauh dan
melelahkan. Sebelum duduk ia memesan minumannya,
“Kopi satu !”
Pelayan warung tidak bereaksi. Hanya
terlihat kikuk mendengar suara Simamora.
“Kopi!” Simamora mengulangi pesanannya
dengan suara yang lebih keras dan lebih tegas.
“Oh… ia Kata pelayan warung itu tanpa
bergeming dari tempat duduknya.
“Pelayanannya kok lambat benar…” gerutu
Simamora.
“Bukan lambat, anda saja yang tidak
mengerti.” Bisik pelayan tersebut sembari meletakkan kopi pesanan Simamora di
mejanya.
“Maksudmu?” Tanya Simamora yang
kebingungan.
“Apa anda tidak melihat Nalobian sedang
minum?” Tanya penjaga warung sambil megarahkan pandangannya kepada orang yang
dimaksud.
“Apa hubungannya?” simamora kembali
bertanya.
“Disini tidak ada yang berani minum
selama Tuan Nalobian belum selesai.” Jawab seseorang dari kumpulan yang sedang
minum itu.
Mendengar itu, Simamora merasa jengkel
juga. Ingin rasanya memberi pelajaran kepada orang yang dipanggil Nalobian itu.
Nalobian sendiri dengan sengaja memperlambat menghabiskan minumannya. Setelah
meneguk sedikit kopinya, ia kemudian meletakkannya lalu merentangkan kedua
tangannya. Nalobian bersantai.
“Kenapa mesti begitu?” Simamora
bertanya lagi.
Pelayan warung lalu menjelaskan, “Siang
harikanhanya ada satu matahari.”
“Terus…?” Tanya Simamora
“Malam hari juga hanya ada satu bulan.
Dan disini juga hanya ada satu Nalobian….”
Sebelum pelayan selesai bicara,
Simamora langsung memotongnya.
“Pantas…Ternyata desa ini orang –
orangnya masih kolot.”sela Simamora sambil meluruskan kakinya setengah bersandar.
“Apa Maksudmu ?” Nalobian yang dari
tadi hanya diam sekarang angkat bicara.
“Maksudku orang – orang disini masih
sulit maju karena belum pernah melihat bulan ada dua” Sahut Simamora.
“Bulan ada dua?”
“Iya…”
“Sekaligus ?”
Ya… Bulan ada dua sekaligus.” Simamora
mempertegasnya. Mendengar itu, Nalobian merasa tertantang.i desa ini belum
pernah ada yang lebih pintar dari dirinya. dia merasa dipermalukan di depan
warganya sendiri.
“Orang desa ini yang kolot, Apa kau
yang bodoh?” Tanya Nalobian dengan suara lantang.
“Aku sanggup membuktikan apa yang aku
katakana.” Sahut Simamora datar.
“Berani taruhan?”
“Aku tidak punya barang berharga untuk
dipertaruhkan.”
“Baik, Begini saja.” Kata Nalobian
penuh nafsu. “Kalau kau tidak sanggup memperlihatkan dua bulan sekaligus, kuda
dan semua barangmu aku ambil. Dan kaupun akan menjadi budakku. Selamanya !”
tawar Nalobian.
“Kalau aku sanggup? Bagaimana?” Tanya
Simamora.
“Semua hartaku menjadi milikmu.” Sahut
Nalobian.
Mendengar itu semua orang yang berada
di warung terperanjat. Mereka sepertinya tidak percaya apa yang mereka dengar.
Masing – masing membetulkan cara duduknya sambil memasang telinga.
“Baik. Malam ini akan aku buktikan.”
Janji Simamora.
Dengan muka merah padam dan wajah penuh
dendam Nalobian meninggalkan warung tersebut sambil berpesan agar warga dating
sebagai saksi.
“Pasti !” Teriak mereka serentak.
*
* *
Malam itu bulan berada di atas kepala.
Orang – orang sudah berkumpul di sekitar warung. Jumlahnya jauh lebih banyak
dari pagi tadi. Mereka ingin menyaksikan pertarungan dua orang pintar dengan
pertaruhan yang cukup menakjubkan. Apalagi yang bertaruh pada malam itu adalah
Nalobian yang mereka kenal memiliki banyak harta berlebih namun pelit dan angkuh.
(Ya ialah, masa ada orang kaya minum kopi di warung?) Hampir seluruh
warga mendengar bahwa Nalobian mempertaruhkan seluruh hartanya. Sebagian orang
merasa pesimis Simamora bisa memenangkan pertaruhan ini karena mereka tidak
pernah melihat bulan muncul dua buah sekaligus.
“Apa menurutmu Simamora itu bisa
membuktikan kata – katanya?” Tanya seseorang diantara kerumunan kepada seorang
lain.
“Ya, berharap saja besok kita tidak
kolot lagi…” Jawabnya setengah meledek.
Setelah Nalobian tiba di warung
tersebut, para warga langsung meminta Simamora membuktikan kata – katanya.
Bahwa bulan terbit dua buah sekaligus.
Dengan tenang Simamora mengeluarkan
sebuah ember besar yang ditutupinya dengan pohon pisang. Dia meletakkan ember
tersebut diatas meja yang terletak di luar warung. Para warga yang hadir
mengerumuni meja tersebut. Simamora dan Nalobian berdiri berhadapan di kedua
sisi meja. Orang – orang semakin mendekat tetapi tidak seorangpun yang
berkomentar. Mereka menunggu siapa diantara mereka yang akan menanggung malu.
Tanpa ekspresi yang berarti Simamora menunjuk bulan di langit dengan satu jari.
Dengan spontan orang – orang yang hadir di sana berteriak;
“Satu !”
“Iya,” Sahut Nalobian geram. Setelah
membuka daun pisang, Simamora menunukkan ke arah ember dengan dua jari.
Nalobian kaget ! Dia mundur selangkah, Tidak percaya dengan apa yang
dilihatnya.
Selang beberapa detik ia mendengar
warga berteriak, “Dua !!!”
Serentak seluruh warga yang hadir
bertepuk tangan menyambut kemenangan Simamora. Melihat kenyataan itu, Nalobian
tertunduk lemas di kursinya. Dia hampir pingsan.
“Sita … ! Sita … !” Teriak sebagian
warga. Mereka meluapkan kedongkolan yang selama ini terpendam di hati mereka.
Inilah saat yang tepat untuk menghapus kesombongan Nalobian dari desa itu.
Simamora mengangkat kedua tangannya
menentramkan massa yang berjubel itu.
“Aku tidak punya bakat menjadi orang
kaya. Biarlah ia mengurus sebagian hartanya. Akan tetapi hak atas tanah, hutan
kemenyan harus dilepas. Menjadi milik umum. Tanah yang disewakan diserahkan kepada
orang yang menggarapnya. Dan yang terpenting,” Tambah Simamora. “Hak
untuk dilayani sendiri di warung harus dihapuskan !”
“Setuju ! Setuju ! Setuju !” Warga
berteriak kegirangan menyambut keputusan Simamora.
Dan sejak itu warga desa mempunyai hak
yang sama atas tanah, kebun, hutan dan lain – lain. Suasana di warung pun sudah
tidak seperti dulu lagi. Sekarang mereka bebas memesan minuman dan bebas
berbicara tanpa ada yang harus ditakuti. Sedangkan untuk Nalobian ? Hmmm…….
Anda sendirilah yang tebak.
Dikutip dari : Roha 3 – Kisah Simamora
Karya B.H Situmorang
Anak Sasada, Film Berbahasa Batak Pertama di Indonesia
Liputan6.com, Medan: Film berjudul Anak Sasada
merupakan film pertama yang menggunakan bahasa Batak Toba, dalam format layar
lebar yang mengisahkan tentang kemiskinan dan pendidikan orang di desa yang harus
merantau ke kota.
“Para pemain film itu tidak seluruhnya
berasal dari etnik Batak Toba. Tetapi ada juga suku Melayu, Jawa dan
Simalungun,” kata Thompson HS, penulis skenario film ini, Selasa (24/5).
Produser dan sutradara film tersebut
adalah Pontianus Gea, pria seorang suku Nias yang pernah studi film di Italia
selama dua tahun. Menjadi kejutan yang menarik, ketika seorang di luar suku
Batak tertarik membuat film berbahasa Batak Toba, sekaligus membiayainya.
Dia menyebutkan, para pemain yang tidak seluruhnya orang Batak tersebut sangat tertarik untuk belajar bahasa Batak, dibantu penyelaras bahasa, Manguji Nababan, seorang Batakolog.
Dia menyebutkan, para pemain yang tidak seluruhnya orang Batak tersebut sangat tertarik untuk belajar bahasa Batak, dibantu penyelaras bahasa, Manguji Nababan, seorang Batakolog.
Rekomendasi lokasi syuting, lanjutnya,
dilakukan atas kepercayaan produser, dengan total skenario yang murni
menggunakan bahasa Batak Toba, meskipun dengan sedikit campuran dialek yang
bisa ditemukan dalam percakapan orang Toba selama ini.
“Pembuatan film ini dibantu sejumlah
kru orang Nias, yang pernah mengenyam pendidikan lebih maju, sebagai upaya
adaptasi film berjudul Ono Sitefuyu yang meraih sukses di pasaran,”
katanya.
Pengambilan gambar tersebut dilakukan
di Kota Balige dengan latar belakang kapal “paronan” (pedagang) dari Bakkara,
24 -26 Mei 2011. “Syuting terakhir akan dilengkapi diskusi dan pemutaran
cuplikan film di SMU Negeri Plus Yayasan Soposurung Balige, 26 Juni 2011,” kata
Thompson.
Langganan:
Postingan (Atom)