BAB.I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan
ekonomi yang begitu cepat membuat masyarakat lebih kritis dalam
berfikir untuk mengikuti perkembangan informasi ekonomi. Salah satu
informasi ekonomi yang di gunakan adalah informasi keuangan, perusahaan
adalah salah satu pihak yang menyediakan informasi keuangan
tersebut,yaitu berupa laporan keuangan yang digunakan bagi perusahaan
bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan kondisi keuangannya kepada
pihak pihak yang berkepentingan,terutama bagi pihak
investor,kreditur,dan pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Pihak
perusahaan dituntut untuk menyajikan informasi laporan keuangan tersebut
dengan jelas dan lengkap agar dapat digunakan secara optimal oleh para
pemakainya.
Laporan keuangan menyajikan laporan keuangan perusahaan
dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. Posisi keuangan
perusahaan ditunjukan dalam laporan neraca. Dalam laporan neraca
tersebut kita dapat mengetahui kekayaan atau asset perusahaan yang
dimiliki (sisi aktiva),dan di sisi pasiva dapat kita ketahui dari mana
dana-dana untuk membiayai aktiva (dari modal sendiri aatau hutang)
tersebut kiata peroleh sedangkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan
laba dapat kita lihat dalam laporan laba rugi yang diterbitkan oleh
perusahaan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan memang
memberikan informasi posisi dan kondisi keungan perusahaan akan tetapi
laporan tersebut perlu kita analisa lebih lanjut dengan alat analisa
keuangan yang ada untuk mendapat kan informasi yang lebih berguna dan
lebih spesifik dalam menjelaskan posisi dan kondisi keuangan perusahaan.
Adapun alat analisis yang dapat kita gunakan adalah rasio likuiditas
,raasio solvabilitas ,rasio rentabilitas . Analisa dengan rasio
likuiditas akan memberikan kita informasi seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi.
Kegunaan
dari laporan keungan itu sendiri yaitu data akuntansi yang diambil dari
laporan laba rugi dan neraca dalam beberapa periode pencatatan kedua
elemen tersebut berasal dari elemen laporan keuangan. Dengan adanya data
tersebut dapat dianalisa melalui analisa rasio likuiditas,rasio
solvabilitas,dan rasio rentabilitas. Masing masing analisa tersebut akan
memberikan informasi tentang kinerja keuangan suatu perusahaan.
Karena
melihat pentingnya manfaat dari analisa likuiditas,solvabilitas,dan
rentabilitas suatu perusahaan bagi pihak intern maupun pihak ekstern
perusahaan serta di tunjang data data dan teori yang selama ini penulis
peroleh maka penulis ingin menyajikan penulisan ilmiah ini dengan judul
“ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS”.
1.2 RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
1.2.1. Rumusan Masalah
Laporan
keuangan sangat penting bagi berbagai pihak yang berhubungan dengan
sebuah perusahaan, karena dengan laporan tersebut dapat diketahui bagai
mana kondisi keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu Pada penulisan
ilmiah ini penulis ingin merumuskan permasalahan yaitu bagaimana kondisi
keuangan pada perusahaan dengan menganalisis laporan keuangannya ?.
1.2.2. Batasan Masalah
Agar
lebih fokus dalam penulisan ilmiah ini penulis hanya membatasi masalah
yang berkaitan dengan laporan keuangan dengan rasio likuiditas,
solvabilitas,dan rentabilitas berdasarkan data laporan keuangan PT.
INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Periode tahun 2004-2008.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Dalam
penulisan ilmiah ini penulis bertujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dilihat dari tingkat likuiditas,solvabilitas,dan
rentabilitas berdasarkan data dari laporan keuangan tahun 2004-2008.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1.Bagi Penulis
Manfaat yang dapat di ambil bagi penulis dari penulisan ilmiah
ini adalah penulis dapat mengetahui kondisi keungan suatu perusahaan
yang dilihat dari tingkat likuiditas,solvabilitas,dan rentabilitas.
1.4.2.Bagi Universitas
Penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi suatu bahan
pustaka,referensi,serta dapat membantu pembaca, khususnya mahasiswa/I
yang mempunyai minat untuk meneliti kondisi keuangn suatu perusahaan.
1.4.3.Bagi Perusahaan
Penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi pedoman atau sebagai
bahan evaluasi bagi manajemen perusahaan agar dapat dijadikan masukan
dan dasar dalam pengambilan keputusan.
1.5 METEDOLOGI PENELITIAN
1.5.1.Objek Penelitian
Objek yang di guanakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data
laporan keuangan PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk. Yang berdomisili di
Jalan Jenderal Sudirman kav. 76-78, Jakarta.
1.5.2.Data atau Variabel
Data yang di gunakan dalam penilisan ilmiah ini adalah data
historis yang berupa data laporan keuangan dari PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. dari tahun 2007-2008 ( sebanyak lima periode )
1.5.3.Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penulisan ilmiah
ini adalah data primer,yaitu penulis mencari data melalui lembaga lain
seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), di tempat tersebut tersedia data
laporan keuangan perusahaan.
1.5.4.Alat Analisis
Alat
analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan menggunakan
metode kuantitaif (berupa angka).hanya pada perhitungan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
b. Cash Rasio
c. Quick Rasio
2. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Equity ratio
b. Total Debt to Total Assets ratio
c. Long Term Debt to Total Equity Rasio
3. Rasio Rentabilitas
a. Net Profit Margin Ratio
b. Return Of Investment
c. Operating Income Ratio
d. Return of Equity
BAB.II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Laporan Keuangan
laporan
keuangan yang pada mulanya hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan
bagian pembukuan, untuk selanjutnya juga di gunakan sebagi dasar untuk
dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, kemudian
dengan hasil penilaian tersebut pihak-pihak yang berkepentingan membuat
suatu keputusan. Jadi laporan keuangan diperlukan untuk mengetahui
posisi keuangan dari suatu perusahaan tersebut selama kurun waktu
tertentu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan ;2004 :
“laporan
keuangan merupakan bagian dari proses laporan keungan. Laporan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat di sajikan dalam berbagai cara seperti,
sebagai laporan arus kas (cash flow) atau laporan arus dana), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga”.
Menurut S. Munawir (2004:2) :
“laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan
sebagi alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut”.
Ada tiga jenis laporan keuangan pokok yang dihasilkan :
1. Neraca
Merupakan
laporan keuangan secara sistematis tentang harta, utang serta modal
dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Secara spesifik
neraca di maksudkan untuk membantu pihak eksternal untuk menganalisis
likuidasi perusahaan dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan selama
periode tertentu.
2. Laporan Laba / Rugi
Merupakan laporan secara
sistematis tentang penghasilan-penghasilan, biaya-biaya, serta laba /
rugi bersih suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Laporan ini
dipandang sebagai laporan akuntansi paling penting dalam laporan
tahunan.
3. Laporan Arus Kas
Tujuan pokok aliran kas adalah
memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembiayaan kas perusahaan
salama periode tertentu. Tujuan kedua laporan arus kas adalah untuk
memberika informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan
dan operasi perusahaan pada periode tertentu.
Berikut ini adalah pengelompokan rasio keuangan menurut (Bambang Riyanto 1997;330):
1. Rasio-rasio neraca (Balance Sheet Rations)
yang tergolong dalam rasio ini adalah semua datanya diambil atau bersumber pada neraca.
2. Rasio-rasio keuangan laba / rugi (Income Statement Rations)
yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunan semua datanya diambil dari laporan laba / rugi.
3. Rasio-rasio antar laporan (Interstatement Rations)
semua angka yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba / rugi.
2.2.Pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan
1. Investor
Investor
sebagai pihak yang menanamkan modalnya kedalam perusahaan membutuhkan
informasi keuangan dan hasil operasi perusahaan untuk mengetahui dan
menilai profit sebagai pertimbangan untuk memutuskan bekerja sama dengan
memberikan modal kepada perusahaan yang bersangkutan.
2. Karyawan
Karyawan
dan kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
1. Pemberi pinjaman
Pemberi
pinjaman tertari dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka
untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh
tempo.
2. Pemasok dan kreditur usaha lainya
Pemasok dan kreditor
usaha lainya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh
tempo, kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang
waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman,
3. Pelanggan
Para
pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup
perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
4. Pemerintah
Pemerintah
dari berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan
dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan
aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur
aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistic pendapatan nasional dan statistic lainnya.
5. Masyarakat
Perusahaan
mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagi cara misalnya, perusahaan
dapat memberikan konstribusi berarti dalam perekonomian
nasional,termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
para penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat
dengan menyediakan informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan
terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.3.Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Sofyan Syarif ,1998 :
“Rasio
keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan”.
2.4.Keunggulan Analisa Rasio
Analisa rasio ini mempunyai keunggulan dibanding dengan teknik analisa lainnya.keunggulan tersebut adalah:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan .
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mngetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Menstandarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan yang lainnya secara periodik.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang.
2.5.Keterbatasan analisa rasio
Disamping keunggulan dari teknik ini,teknik ini juga mempunyai beberapa keterbatasan,yaitu sebagai berikut:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti:
a.
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung
taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subyektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik standar akuntansi yang dipakai tidak sama.
2.6.Jenis Rasio
Banyak
penulis yang menyodorkan jenis rasio yang menurut penulisannya cocok
untuk memahami perusahaan.umumnya rasio yang terkenal dan popular
adalah:rasio likuiditas,solvabilitas,rentabilitas.
1.Rasio Likuiditas
Rasio
likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui
sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan
hutang lancar.
Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan :
a. Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
b. Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya.
Disamping itu likuiditas digolongkan atas :
a. Likuiditas badan usaha, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada pihak luar perusahaan ( kreditur ).
b. Likuiditas perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada pihak dalam perusahaa.
Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :
A. Current Ratio
Rasio
ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban
lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Besar
current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang apsti, namun
standar umumyang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva
lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang
lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
B. Quick Ratio
Rasio
ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu
menutupi hutang lancar. Semaki besar rasio ini semakin baik. Rasio ini
disebut juga Acid test rasio.
Untuk quick rasio ukuran berdasarkan
prinsaip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam
perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik.
C Cash Ratio
Rasio
ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka
pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga dalam
perusahaan yang dapat segera di uangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah
untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1, 00 di jaminkan oleh
kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak
terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaianya tergantung
kebijakan perusahaan.
2.Rasio Solvabilitas
Rasio
solvabiliats menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka
panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Besarnya
ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari
total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari
200%.
Di tinjau ari solvabilitas, maka keadaan perusahaan di bedakan menjadi :
a. Solvable, perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban keuangan nya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Yang termasuk raqsio solvabikitas antara lain :
A. Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio
ini membandingkan total utang dengan modal pemilik ( ekuitas ). Rasio
ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal
pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar rasio ini
semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal
pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio ndiatas 100% sangat
berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal
pemilik.
B. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini
membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki
perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui bebrapa bagian aktiva
yang di gunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih
menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang
perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang
didapat kreditur pada waktu likuidasi
C. Long term Debt to Equity Ratio
Rasio
ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio
ini menunjukan berapa bagian modal pemilik yang menjadi jaminan utang
jangka panjang. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin
rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
Ditinjau dari segi likuiditas dan solvabilitas, maka suatu perusahaan dapat mengalami keadaan :
a. likuid dan Solvabel
yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuanganya baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Likuid tetapi Insolvabel
Yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
c. Likuid dan Solvabel
Yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya
d. likuid dan Insolvabel
yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3.Rasio Rentabilitas
Rasio
rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan,kas,modal,jumlah karyawan,jumlah cabang,dan
sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas
adalah sebagai berikut:
A. Net Profit Margin
Net profit margin
adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan
penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari penjualan bersih
yang menjadi laba setelah bung dan pajak. Semakin tinggi rasio ini
semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.
B. Return On Investment
Return
on investment adalah salah satu bentuk dari rasio rentabilitas yang
dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan
keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah
investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan
operasi tersebut.
C. Operating Income Rastio
Rasio ini
membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dan
penjualan bersih.rasio ini menunjukan berapa bagian penjuaalan neto yang
merupakan laba usaha. Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin
tinggi keuntungan yang di peroleh suatu perusahaan
D. Return On Equity
Adalah
rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan
pajak) dan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukan kemampuan modal
pemilik yang di tanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan
laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini
semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal yang
ditanamkannya.dengan demikian , rasio ini sangat mendapat perhatian para
investor.
2.6. Kajian Penelitian Sejenis
1. Nama : Elis Komala
NPM : 10202502
Judul : Analisis laporan keuangan pada PT. Pos Indonesia
Kesimpulan :
Dilihat
dari rasio likuiditas yang terdiri dari current rasio sebesar 109,39%,
quick rasio sebesar 109,33%, dan cash rasio sebesar 89,73% secara
keseluruhan adalah cukup baik.solvabilitas perusahaan yang terdiri dari
total asset to debt ratio sebesar 141,03% dan net worth to debt ratio
42,81% dikatakan kurang baik.profitbilitas perusahaan baik dengan basic
earnin g power sebesar 0,56%,return on assets sebesar 1,66%,return on
equity sebesar 5,45%,dan net profit margin sebesar 3,26%.
2. Nama : Christine Theresia C G
NPM :20204205
Judul :Analisis rasio likuiditas,solvabilitas dan rentabilitas pada PT. Kalbe Farma
Kesimpulan :
1.
Rasio likuiditas pada perusahaan dapat dikatakan likuid, dikarenakan
aktiva lancar ,kas serta quick assets yang dimiliki dapat menjamin utang
lancar.
2. Rasio solvabilitas dapat dikatajan solvable , karena
dilihat dari kedua indicator rasionya yaitu total debt to total assts
ratio dan long term debt to equity rasio , maka perusahaan dapat
memenuhi utang jangka pendek maupun utang jangka panjangnya.
3. Rasio
rentabilitas , dilihat dari keempat indikatornya daoat dikatakan
profitable karena laba yang dihasilkan pada umumnya mengalami fluktuasi
dari tahun ke tahun.
BAB.III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1. OBJEK PENELITIAN
Objek
yang di gunakan oleh penulis adalah PT. INDOFOOD MAKMUR Tbk. Yang
berkedudukan di Jakarta yang berkantor pusat di Sudirman Plaza ,
Indofood Tower, Lt 27. jalan jenderal Sudurman kav.76-78, jakarta.
Perusahaan ini di dirikandengan nama PT. Pangan jaya Intikusuma
berdasarkan akta pendirian No. 228 Tanggal 14 Agustus 1990, yang di ubah
dengan akta No. 249 tgl 15 November 1990, dan di ubah kembali dengan
akta No. 171 Tanggal 20 Januari 1991, kesemuanya di buat di hadapan Beny
kristianto S.H, Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari
mentri kehakiman republic Indonesia berdasarkan surat keputusan No.
C2-291.HT.01.01 Tahun1991, Tanggal 12 Juli 1991. Serta telah di
daftarkan di pengadilan negri Jakarta Selatan di bawah No. 579.580 dan
581 tanggal 5 Februari 1991 dan di umumkan dalam berita Negara Republik
Indonesia No. 12 Tanggal 11 Februari 1992 tambahan No. 611
Berdasarkan
keputusan rapat umum luar biasa para pemegang saham sebagai mana di
tuangkan dalam akta risalah rapat No. 51 tanggal 5 Februari 1994. yang
di buat oleh Beny Kristianto S.H. mengubah namanya yang semula PT.
Pangan jaya Inti kusuma menjadi PT. Indofood Makmur, perubahan tersebut
telah di setujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
surat keputusan no. c2-2048. Ht. 01.04.th.1994, tanggal 9 februari 1994
di daftarkan di pengadilan negri Jakarta Selatan di bawah No.360/A.
Not/HKM/1994/Pn.Jaksel tanggal 12 februari 1994 dan di umumkan dalam
berita Negara Republik Indonesia No. 5791 14 Juni tambahan No.3629.
3.2. DATA YANG DI GUNAKAN
Data
yang di gunakan dalam penilisan ilmiah ini adalah data historis yang
berupa data laporan keuangan dari tahun 2004-2008, yang terdiri dari
neraca dan laporan laba rugi.
3.3. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode
pengumpulan data yang di gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data
sekunder,yaitu penulis terjun langsung kelapangan dengan mencari data
dari objek penulisan ilmiah ini serta buku-buku dan artikel yang
mendukung penulisan ilmiah ini.
3.4. ALAT ANALISIS YANG DI GUNAKAN
Alat analisis yang di gunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1. Rasio Likuiditas
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan. Rasio yang digunakan :
• Current Rasio
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar
Aktiva lancar
Current Rasio =
Utang lancar
• Quick Rasio
Menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya tanpa memperhitungkan persediaan.
Aktiva lancar - Persediaan
Quick Rasio =
Hutang Lancar
• Cash Rasio
Rasio
ini menunjukan angka perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya
dengan hanya memperhitungkan uang tunai dan efek/surat berharga.
Kas + Efek
Cash Rasio =
Hutang Lancar
2. Rasio Solvabilitas
Rasio
ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban
baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang apa bila
perusahaan tersebut di likuidasi. Rasio yang digunakan :
• Total Debt to Total Equity Rasio
Rasio ini membandingkan total hutang dengan total modal pemilik.
Total hutang
Total Debt to Total Equity Rasio =
Modal sendiri
• Total Debt to Total Assets Rasio
Pada rasio ini membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan.
Total hutang
Total Debt to Total Assets Rasio =
Total aktiva
• Long Term Debt to Equity Rasio
Pada rasio ini membandingkan hutang jangka panjang dan modal sendiri.
Hutang jangka panjang
Long Term Debt to Equity Rasio =
Modal sendir
3. Rasio Rentabilitas
Rasio
ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan modal yang di tanam di dalamnya. Rasio yang digunakan
:
• Net Profit Margin Rasio
Membandingkan antara laba setelah
bunga dan pajak serta penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian
dari penjulan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak.
Laba setelah bunga dan pajak
Net Profit Margin Rasio =
Penjualan bersih
• Return Of Investment
Membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva yang bekerja.
Laba setelah bunga dan pajak
Return of investment =
Total aktiva
• Operating Income Rasio
Membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dan penjualan bersih.
Laba sebelum bunga dan pajak
Operating income rasio =
Penjualan bersih
• Return Of Equity
Membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal pemilik.
Laba setelah bunga dan pajak
Return of equity =
Modal sendiri
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data dan Profil Objek Penelitian
4.1.1 Profil PT. Indofood Sukses Makmur TbK.
Perusahaan
ini di dirikandengan nama PT. Pangan jaya Intikusuma berdasarkan akta
pendirian No. 228 Tanggal 14 Agustus 1990, yang di ubah dengan akta No.
249 tgl 15 November 1990, dan di ubah kembali dengan akta No. 171
Tanggal 20 Januari 1991, kesemuanya di buat di hadapan Beny kristianto
S.H, Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari mentri
kehakiman republic Indonesia berdasarkan surat keputusan No.
C2-291.HT.01.01 Tahun1991, Tanggal 12 Juli 1991. Serta telah di
daftarkan di pengadilan negri Jakarta Selatan di bawah No. 579.580 dan
581 tanggal 5 Februari 1991 dan di umumkan dalam berita Negara Republik
Indonesia No. 12 Tanggal 11 Februari 1992 tambahan No. 611
Berdasarkan
keputusan rapat umum luar biasa para pemegang saham sebagai mana di
tuangkan dalam akta risalah rapat No. 51 tanggal 5 Februari 1994. yang
di buat oleh Beny Kristianto S.H. mengubah namanya yang semula PT.
Pangan jaya Inti kusuma menjadi PT. Indofood Makmur, perubahan tersebut
telah di setujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan
surat keputusan no. c2-2048. Ht. 01.04.th.1994, tanggal 9 februari 1994
di daftarkan di pengadilan negri Jakarta Selatan di bawah No.360/A.
Not/HKM/1994/Pn.Jaksel tanggal 12 februari 1994 dan di umumkan dalam
berita Negara Republik Indonesia No. 5791 14 Juni tambahan No.3629.
4.1.2 ruang Lingkup Usaha
PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk, melaksanakan kegiatannya di bidang industri
mie instant serta usaha di bidang penggilingan gandum menjadi tepung
terigu dan penyertaan modal pada anak perusahaan yang bergerak di bidang
industri makanan terpadu, perkebunana, pengolahan minyak dan lemak
nabati derta distribusi.
Misi PT. indofood adalah perusahaan dalam
wujud produk yang bernilai tambah dengan organisasi yang mantap
berdasarkan nilai mempertahankan pertumbuhan usaha yang sehat dan
meningkatkan nilai investasi para pemegang saham, serta meningkatkan
kesejahtraaan para karyawan secara berkesinambungan.
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis/Pembahasaan
4.2.1 Penyajian Data
Dalam
subbab ini akan dilkukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan
untuk menghitung rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas PT.
Indofood Makmur TbK. Untuk periode 31 Desember 2007, Desember 2008.
4.2.2 Perhitungan
Kondisi
keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan suatu analisis terhadap
laporan keuangan akan dapat diketahui gambaran tentang posisi keungan
perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan menganalisis
laporan keuangan PT. Indofood Makmur TkB. Dengan menggunakan rasio
likuditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
4.2.2.1 Rasio Likuiditas
A.Current Ratio
Tahun Aktiva lancar
( Rp ) Hutang lancar
( Rp )
2004 6.415.159.882.000 4.364.101.872.000
2005 6.480.788.000.000 4.422.588.000.000
2006 7.474.205.000.000 6.324.301.000.000
2007 11.809.129.000.000 12.888.677.000.000
2008 14.598.422.000.000 16.262.121.000.000
Tabel 4.1 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Aktiva lancar
Current Ratio = X 100%
Utang Lancar
Tahun 2004
6.415.159.882.000
Current Ratio = X 100 % = 147 %
4.364.101.872.000
Keterangan
: Current ratio tahun 2004 sebesar 147 %. artinya setiap utang lancar
Rp. 1000 di jaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 1470.
Tahun 2005
6.480.788.000.000
Current Ratio = X 100 % = 146 %
4.422.588.000.000
Keterangan
: Current ratio tahun 2005 sebesar 146 % artinya setiap utang lancar
Rp. 1000 di jaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 1460.
Tahun 2006
7.474.205.000.000
Current Ratio = X 100 % = 118 %
6.324.301.000.000
Keterangan
: Current ratio tahun 2006 sebesar 118 % artinya setiap utang lancar
rp. 1000 di jaminkan oleh aktiva sebesar Rp. 1180.
Tahun 2007
11.809.129.000.000
Current Ratio = X 100% = 92%
12.888.677.000.000
Keterangan : Current Rasio 2007 sebesar 92% artinya setiap utang lancar Rp. 1000 dijaminkan oleh aktiva lancar sebesra Rp. 920.
Tahun 2008
14.598.422.000.000
Current Ratio = X 100% = 90 %
16.262.161.000.000
Keterangan : Curerent rasio 2008 sebesar 90% artinya setiap utang lancar Rp.1000 di jaminkan oleh aktiva lancar sebesar Rp.900
B. Cash Ratio
Tahun Kas + Efek
( Rp ) Utang Lancar
( Rp )
2004 1.394.074.613.000 4.364.101.872.000
2005 972.820.000.000 4.422.588.000.000
2006 1.796.689.000.000 6.324.301.000.000
2007 4.538.051.000.000 12.888.677.000.000
2008 4.271.208.000.000 16.262.161.000.000
Tabel 4.2 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Kas + Efek
Cash Ratio = X 100%
Utang lancar
Tahun 2004
1.394.074.613.000
Cash Ratio = X 100% = 31 %
4.364.101.872.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2004 sebesar 31 % artinya setiap utang lancar Rp 1000 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar Rp 310
Tahun 2005
972.820.000.000
Cash Ratio = X 100% = 22%
4.422.588.000.000
Keterangan
: Cash ratio tahun 2005 sebesar 22 % artinya setiap utang lancar Rp
1000 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar Rp 220.
Tahun 2006
1.796.689.000.000
Cash Ratio = X 100% = 28%
6.324.301.000.000
Keterangan
: Cash ratio tahun 2006 sebesar 28% artinya setiap utang lancar Rp 1000
di jaminkan oleh kas dan efek sebesar Rp. 280.
Tahun 2007
4.539.051.000.000
Cash Ratio = X 100% =35%
12.888.677.000.000
Keterangan : Cash ratio tahun 2007 sebesar 35% artinya setiap utang lancar Rp 1000 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar Rp 350.
Tahun 2008
4.271.208.000.000
Cash Ratio = X 100% = 26 %
16.262.161.000.000
Keterangan
: Cash ratio tahun 2008 sebesar 26% artinya setiap utang lancar Rp 1000
di jaminkan oleh kas & efek sebesar Rp 260.
C. Quick Ratio
Tahun Aktiva lancar
( Rp ) Persediaan
( Rp ) Utang lancar
( Rp )
2004 6.415.059.882.000 2.284.332.398.000 4.364.101.872.000
2005 6.480.788.000.000 2.695.409.000.000 4.422.588.000.000
2006 7.474.205.000.000 2.980.805.000.000 6.324.301.000.000
2007 11.809.129.000.000 4.172.388.000.000 12.888.677.000.000
2008 14.598.422.000.000 6.061.219.000.000 16.262.161.000.000
Tabel 4.3 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Aktiva lancar - persediaan
Quick Ratio = X 100 %
Hutang lancar
Tahun 2004
6.415.059.882.000 - 2.284.332.398.000
Quick Ratio = X 100%=95%
4.364.101.872.000
Keterangan
: Quick ratio tahun 2004 sebesar 95% artinya setiap hutang lancar Rp
1000 di jaminkan oleh aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar
Rp 950
Tahun 2005
6.480.788.000.000- 2.695.409.000.000
Quick Ratio = X 100%=85%
4.422.588.000.000
Keterangan
: Quick ratio tahun 2005 sebesar 85% artinya setiap hutang lancar Rp
1000 di jaminkan oleh aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar
Rp. 895
Tahun 2006
7.474.205.000.000 - 2.980.805.000.000
Quick Ratio = X 100%=71%
6.324.301.000.000
Keterangan
: Quick ratio tahun 2006 sebesar 71% artinya setiap hutang lancar Rp
1000 di jaminkan oleh aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar
Rp.710
Tahun 2007
11.809.129.000.000 – 4.172.388.000.000
Quick ratio = X100%=59%
12.888.677.000.000
Keterangan
: Quick ratio tahun 2007 sebesar 59% artinya setiap hutang lancar Rp
1000 di jaminkan oleh aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesar
Rp 590.
Tahun 2008
14.598.422.000.000 – 6.061.219.000.000
Quick ratio = X100%= 52 %
16.262.161.000.000
Keterangan
: Quick ratio tahun 2008 sebesar 52% artinya setiap hutang lancar Rp
1000 di jaminkan oleh aktiva lancar setelah dikurangi persediaan sebesra
Rp 520.
4.2.2.2 Rasio Solvabilitas
A .Total Debt to Total Equity Ratio
Tahun Total Utang
( Rp ) Modal Sendiri
( Rp )
2004 10.653.750.756.000 4.256.053.153.000
2005 10.059.357.000.000 4.361.301.000.000
2006 10.571.995.000.000 5.034.463.000.000
2007 18.791.384.000.000 7.190.549.000.000
2008 26.432.369.000.000 8.498.749.000.000
Tabel 4.4 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Total Hutang
Total Debt to Total Equity = X 100%
Modal Sendiri
Tahun 2004
10.653.750.756.000
Total Debt to Total Equity = X 100% = 250%
4.256.053.153.000
Keterangan
: Total Debt to Total Equity tahun 2004 sebesar 250% artinya setiap
total hutang Rp 1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp. 2500
Tahun 2005
10.059.357.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100% = 230%
4.361.301.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Equity tahun 2005 sebesar 230% artinya setiap
total hutang Rp 1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp. 2300
Tahun 2006
10.571.995.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100%=209%
5.034.463.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Equity tahun 2006sebesar 209% artinya setiap
total hutang Rp 1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp. 2090
Tahun 2007
18.791.384.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100% = 261%
7.190.549.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Equity tahun 2007 sebesar 261% artinya setiap
total hutang Rp 1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp 2610.
Tahun 2008
18.791.384.000.000
Total Debt to Total Equity = X 100 % = 311 %
7.190.549.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Equity tahun 2008 sebesar 311 % artinya setiap
total hutang Rp 1000 dijaminkan oleh modal sendiri sebesar Rp 3110
B. Total Debt to Total Asset Ratio
Tahun Total Hutang
( Rp ) Total aktiva
( Rp )
2004 10.653.750.756.000 15.669.007.629.000
2005 10.059.357.000.000 14.859.203.000.000
2006 10.5771.995.000.000 16.267.483.000.000
2007 18.791.384.000.000 29.706.895.000.000
2008 26.432.369.000.000 39.594.264.000.000
Tabel 4.5 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Total Hutang
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100%
Total Aktiva
Tahun 2004
10.653.750.756.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100% = 30%
15.669.007.629.000
Keterangan
: Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2004 sebesar 30% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp. 300
Tahun 2005
10.059.357.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100% = 28%
14.859.203.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2005 sebesar 28% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp. 280
Tahun 2006
10.5771.995.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X 100% = 65%
16.267.483.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2006 sebesar 65% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp.650
Tahun 2007
18.791.384.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X100%= 63%
29.706.895.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2007 sebesar 63% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 630.
Tahun 2008
26.432.369.000.000
Total Debt to Total Asset Ratio = X100%= 67%
39.594.264.000.000
Keterangan
: Total Debt to Total Asset Ratio tahun 2008 sebesar 67% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 670.
C. Long Term Debt to Equity Ratio
Tahun Hutang Jangka Panjang
( Rp ) Modal Sendiri
( Rp )
2004 1.271.596.166.000 4.256.053.153.000
2005 121.599.000.000 4.361.301.000.000
2006 1.315.686.000.000 5.034.463.000.000
2007 3.655.698.000.000 7.190.549.000.000
2008 7.200.598.000.000 8.498.749.000.000
Tabel 4.6 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Hutang Jangka panjang
Long Term Debt to Equity Ratio = X 100%
Modal Sendiri
Tahun 2004
1.271.596.166.000
Long Term Debt to Equity Ratio = X 100% = 30%
4.256.053.153.000
Keterangan
: Long Term Debt to Total Equity tahun 2004 sebesar 30% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 300
Tahun 2005
121.599.000.000
Long Term Debt to Total Equity Ratio = X 100% =28%
4.361.301.000.000
Keterangan
: Long Term Debt to Total Equity tahun 2005 sebesar 28% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp. 280
Tahun 2006
1.315.686.000.000
Long Term Debt to Total Equity Ratio = X 100%=28%
5.034.463.000.000
Keterangan
: Long Term Debt to Total Equity tahun 2006 sebesar 28% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp. 280
Tahun 2007
3.655.698.000.000
Long Term Debt to Total Equity Ratio = X 100%=51%
7.190.549.000.000
Keterangan
: Long Term Debt to Total Equity tahun 2007 sebesar 51% artinya setiap
total utang Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar Rp 510.
Tahun 2008
7.200.598.000.000
Long Term Debt to Total Equity Ratio X 100%=85%
8.498.749.000.000
Keterangan
: Long Term Debt to Total Equity Ratio tahun 2008 sebesar 85% artinya
setiap total utang sebesar Rp 1000 dijaminkan oleh total aktiva sebesar
Rp 850.
4.2.2.3 Rasio Rentabilitas
A. Net Profit Margin Ratio
Tahun Laba Setelah Bunga & Pajak
( Rp ) Penjualan bersih
( Rp )
2004 378.056.338.000 17.918.528.446.000
2005 124.018.000.000 18.764.650.000.000
2006 661.210.000.000 21.941.558.000.000
2007 980.357.000.000 27.858.304.000.000
2008 1.034.389.000.000 38.799.279.000.000
Tabel 4.7 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Laba setelah bunga & pajak
Net Profit Margin Ratio = X 100%
Penjualan Bersih
Tahun 2004
378.056.338.000
Net Profit Margin Ratio = X 100%=2%
17.918.528.446.000
Keterangan
: Net Profit Margin Ratio tahun 2004 sebesar 2% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menghasilkan laba sebesar Rp. 200
Tahun 2005
124.018.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 0,7%
18.764.650.000.000
Keterangan
: Net Profit Margin Ratio tahun 2005 sebesar 0,7% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menghasilkan laba sebesar Rp. 70
Tahun 2006
661.210.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 3%
21.941.558.000.000
Keterangan
: Net Profit Margin Ratio tahun 2006 sebesar 3% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menghasilkan laba sebesar Rp. 300
Tahun 2007
980.357.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 3,5%
27.858.304.000.000
Keterangan
: Net Profit Margin Ratio tahun 2007 sebesar 3,5% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menghasilkan laba sebesar Rp 350.
Tahun 2008
1.034.389.000.000
Net Profit Margin Ratio = X 100% = 2,7%
38.799.279.000.000
Keterangan
: Net Profit Margin Ratio tahun 2008 sebesar2,7%artinya setiap
penjualan netto rp 1000 menghasilkan laba sebesar Rp 270.
B. Return On Investments
Tahun Laba Setelah Bunga & Pajak
( Rp ) Total Aktiva
( Rp )
2004 378.056.338.000 15.669.007.629.000
2005 124.018.000.000 14.859.203.000.000
2006 661.210.000.000 16.267.483.000.000
2007 980.357.000.000 29.706.895.000.000
2008 1.034.389.000.000 39.594.264.000.000
Tabel 4.8 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Laba setelah bunga & Pajak
Return On Investment = X 100%
Total Aktiva
Tahun 2004
378.056.338.000
Return On Investment = X 100% = 2,4%
15.669.007.629.000
Keterangan
: Return On Investment tahun 2004 sebesar 2,4% artinya setiap kemampuan
modal yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto
Rp. 240
Tahun 2005
124.018.000.000
Return On Investment = X 100% = 0.83%
14.859.203.000.000
Keterangan
: Return On Investment tahun 2005 sebesar 0.83% artinya setiap
kemampuan modal yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan
laba netto Rp 83
Tahun 2006
661.210.000.000
Return On Investment = X 100% = 4%
16.267.483.000 .000
Keterangan
: Return On Investment tahun 2006 sebesar 4% artinya setiap kemampuan
modal yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto
Rp. 400
Tahun 2007
980.357.000.000
Return On Investment = X 100% = 3,3%
29.706.895.000.000
Keterangan
Return On Investment tahun 2007 sebesar 3,3% artinya setiap kemampuan
modal yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto Rp
330
Tahun 2008
1.034.389.000.000
Return On Investment = X 100% = 2,7%
39.594.264.000.000
Keterangan
: Return On Investment tahun 2008 sebesar 2,7% artinya setiap kemampuan
modal yang diinvestasika dalam aktiva Rp 1000 menghasilkan laba netto
Rp 270
C. Operating Income Ratio
Tahun Laba Sebelum Bunga & pajak
( Rp ) Penjualan bersih
( Rp )
2004 852.380.462.000 17.918.528.446.000
2005 424.321.000.000 18.764.650.000.000
2006 1.221.206.000.000 21.941.558.000.000
2007 2.876.440.000.000 27.858.304.000.000
2008 4.341.476.000.000 38.799.279.000.000
Tabel 4.8 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Laba Sebelum Bunga & Pajak
Operating Income Ratio = X 100%
Penjualan Bersih
Tahun 2004
852.380.462.000
Operating Income Ratio = X 100% = 4,8%
1.798.528.446.000
Keterangan
: Operating Income Ratio tahun 2004 sebesar 4,8% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menmghasilkan laba operasi Rp. 480
Tahun 2005
424.321.000.000
Operating Income Ratio = X 100%= 2,3 %
18.764.650.000.000
Keterangan
: Operating Income Ratio tahun 2005 sebesar 2,3% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menmghasilkan laba operasi Rp 230
Tahun 2006
1.221.206.000.000
Operating Income Ratio = X 100% = 5,5%
21.941.558.000.000
Keterangan
: Operating Income Ratio tahun 2006sebesar 5,5% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menmghasilkan laba operasi Rp 550
Tahun 2007
2.876.440.000.000
Operating Income Ratio = X 100% = 10%
27.858.304.000.000
Keterangan : Operating Income Ratio tahun 2007 10% artinya setiap penjualan netto Rp 1000 menmghasilkan laba operasi Rp 1000.
Tahun 2008
4.341.476.000.000
Operating Income Ratio = X !00% = 11
38.799.279.000.000
Keterangan
: Operating Income Ratio tahun 2008 sebesar 11% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menmghasilkan laba operasi Rp 1100
D. Return On Equity
Tahun Laba Setelah Bunga & Pajak
( Rp ) Modal Sendiri
( Rp )
2004 378.156.338.000 4.256.053.153.000
2005 124.018.000.000 4.361.301.000.000
2006 661.210.000.000 5.034.463.000.000
2007 980.357.000.000 7.190.549.000.000
2008 1.034.389.000.000 8.498.749.000.000
Tabel 4.9 Sumber:PT. Indofood sukses makmur. Tbk
Laba Setelah Bunga & Pajak
Return On Equity = X 100%
Modal Sendiri
Tahun 2004
378.156.338.000
Return On Equity = X 100% = 8,9%
4.256.053.153.000
Keterangan
: Operating Income Ratio tahun 2004 sebesar 8,9% artinya setiap
penjualan netto Rp 1000 menmghasilkan laba operasi Rp 890
Tahun 2005
124.018.000.000
Return On Equity = X 100% = 2,9%
4.361.301.000.000
Keterangan
: Operating Income Ratio tahun 2005 sebesar 2,9% artinya setiap modal
sendiri Rp1000 menghasilkan laba netto sebesar Rp 290
Tahun 2006
661.210.000.000
Return On Equity = X 100% = 13%
5.034.463.000.000
Keterangan : Return On Equity tahun 2006 sebesar 13% artinya setiap modal sendiri Rp1000 menghasilkan laba netto sebesar Rp 1300
Tahun 2007
980.375.000.000
Return On Equity = X 100% = 14%
7.190.549.000.000
Keterangan
: Return On Equity tahun 2007 sebesar 14% artinya setiap modal sendiri
Rp1000 menghasilkan laba netto sebesar Rp 1400.
Tahun 2008
1.034.389.000.000
Return On Equity = X 100% = 12%
8.498.749.000.000
Keterangan : Return On Equity tahun 2008 sebesar 12% setip modal sendiri Rp 1000 menghasilkan laba netto sebesar Rp 1200.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut
ini akan disajikan rangkuman hasil penelitian yang telah di lakukan,
yang terdiri dari table serta analisis mengenai penelitian terhadap
rasio keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Untuk periode tahun 2004
sampai dengan 2008.
1. Rasio Likuiditas
Current
Ratio tahun 2004 dan 2005 relatif tidak terjadi perubahan, hanya ada
penurunan sebesar 1 % pada tahun 2005. akan tetapi pada tahun-tahun
berikutnya terjadi penurunan. Hal ini mengindikasikan kurangnya
kemampuan perusahaan dalam upaya untuk membayar utang lancar dengan
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Current ratio pada tahun
2004-2008 pada umumnya kurang baik karena masih dibawah rata-rata
industri sebesar 200%.
Cash ratio untuk tahun 2004-2005 terjadi
penurunan kas dan kenaikan jumlah utang lancar. Sedangkan pada
tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan, hal ini meninjukan danya
kenaikan kemampuan perusahaan dalam mambayar utang-utang lancar oleh
kas.
Quick ratio pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan, sedangkan
pada tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan. Hal ini menunjukan adanya
penurunan kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang berupa kas dan piutang penurunan ini
isebabkan oleh kenaikan utang lancar.
2. Rasio Solvabilitas
Total
debt to Total equity ratio pada tahun 2004-2006 terjadi penurunan yang
mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan perusahaan dalam menjamin
total utangnya dengan modal sendiri. Sedangkan pada tahun 2006-2008
terjadi peningkatan yang disebabkan adanya peningkatan total utang
perusahaan. Periode tahun 2004-2008 kurang baik karena angka rasionya di
atas 100% , rasio di atas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena
jumlah utang lebih besra dari pada modal pemilik.
Total debt to total
asset ratio tahun 2004-2005 terjadi penurunan sebesar 2% yang
disebabkan adanya penurunan total aktiva, sedangkan pada tahun 2006-2008
terjadi peningkatan di sebabkan bertambahnya total aktiva. Untuk
periode tahun 2004-2005 di atas rata-rata industri yaiut 20%, ini
berarti dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan dapat dijaminkan
untuk utangnya.
Long term debt to equity tahun 2004, 2005 dan 2006
terjadi penurunan, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kemampuan
perusahaan dalam menjamin hutang jangka panjangnya oleh moal sendiri.
Namun pada tahun 2007-2008 terjadi peningkatan dari tahun-tahun
sebelumnya hal ini disebabkan adanya peningkatan hutang jangka panjang.
3. Rasio rentabilitas
Net
profit margin tahun 2005 mengalami penurunan dari tahun tahun
sebelumnya, sedangkan pada tahun 2006-2007 mengalami peningkatan , hal
ini menggambarkan setiap rupiah penjualan yang menghasilkan laba bersih
mengalami peningkatan.
Return on investments tahun 2004, 2005, 2007
dan 2008 mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan investasi untuk memperoleh laba bersih
menurun. Sedangkan untuk tahun 2006 mengalami peningkatan.
Operating
income ratio tahun 2006-2008 mengalami kenaikan, hal ini berarti
menunjukan bahwa penjualan bersih yang dilakukan perusahaan menghasilkan
laba operasi yang meningkat. Sedangkan pada tahun 2004, 2005 dan 2007
mengalami penurunan.
Return on equity mengalami peningkatan pada
tahun 2006 dan 2007, hal ini menggambarkan setiap rupiah modal sendiri
yang menghasilkan laba netto mengalami peningkatan. Sedangkan untuk
tahun 2004, 2005 dan 2008 mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan
adanya penurunan laba netto yang diiringi dengan peningkatan modal yang
dikeluarkan oleh perusahaan..
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari
hasil uraian di atas telah dikemukakan yaitu analisis likuiditas,
solvabilitas, dan rentabilitas. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa posisi keuangan PT. indofood sukses makmur Tbk periode 2004-2008
adalah sebagai berikut:
1) Rasio likuiditas pada perusahaan dapat
dikatakan Ilikuid dikarenakan aktiva lancar, kas yang dimiliki belum
dapat menjamin utang lancarnya.
2) Rasio solvabilitas pada perusahaan
dapat dikatakan solvable, karena dapt dilihat dari kedua indikatornya
yaitu total debt to total asset ratio dan long term debt to equity
ratio, maka perusahaan dapat memenuhi utang jangka pendek maupun utang
jangka panjangnya.
3) Rasio rentabilitas perusahaan pada umumnya
dapat dikatakan profitable karena laba yang dihasilkan pada umumnya
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.
5.2 Saran
1) Untuk meningkatkan tingkat likuiditas, perusahaan sebaiknya mengurangi jumlah hutang jangka panjang dan meningkatkan aktiva.
2) Rasio solvabilitas sudah cukup baik dan terus ditingkatkan dengan meningkatkan laba yang dipeoleh dan menekan hutang.
3)
Rasio solvabilitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah
penghasilkan tanpa diikuti kenaikan biaya-biaya. Karena jika perusahaan
tidak dapat menggunakan modalnya secara efisien maka perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam melunasi hutang-hutangnya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan keterbatasan waktu dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan penulisan ilmiah
ini.