Depok
hari itu, seakan menjelma menjadi kota bahagia. Senyum bahagia tersebar
merekah, ucapan selamat dan bingkisan bunga ikut mengiringi,
wajah-wajah bahagia terekam baik oleh lensa-lensa kamera. Para orang tua
ada yang menitikkan air mata haru dan bahagia di ujung matanya,
menyaksikan sang anak kini telah meraih sebuah gelar baru di belakang
nama mereka, dalam hatinya mungkin terbesit, selesai juga perjuangannya
mencari nafkah untuk membiayai pendidikan si anak.
Ya, Para pejuang ilmu yang telah bergelut kurang lebih empat hingga
enam tahun, kini mengenakan baju kebanggannya, toga. Sebagai symbol
sebuah kelulusan dan keberhasilan. Meski aku tak bisa ikut serta d isana
karena sebuah kegiatan yang mengharuskan aku untuk pergi ke luar
negeri, namun aku bisa melihatnya dari foto-foto yang terpajang di album
facebook teman-teman, betapa meriahnya hari itu. wajah-wajah yang
cantik, bingkisan bunga yang indah, senyum orang tua yang mereka, hari
wisuda memang menjadi hari kebahagiaan yang selalu dinanti oleh para
mahasiswa.
Tak menyangka juga, ketika aku membuka website, ada sebuah pesan
singkat yang menyadarkan dan membuat bibirku tersenyum cukup lama: Dear
ukhti Oki...Setiap akhir adalah awal permulaan yang baru.Selamat datang
di dunia pasca kampus.Semoga ilmunya berkah,semakin Allah tambahkan pula
jalan2 keluasan ilmu. Happy Gradution my lovely sista .Kau tahu,Allah
menciptakanmu begitu istimewa. Selamat menikmati apa yang disebut "Indah
pada Waktunya".Semoga berkah segala perjuangan yang telah terlewati dan
bersiap untuk perjuangan selanjutnya.Barakillah,semoga menjadi sarjana
yang penuh manfaat. Terus berkarya!Terus ukir prestasimu.Sukses dunia
akhirat… J
Eh? Happy graduation..? aku.. sudah menjadi sarjana sekarang? Oki
Setiana Dewi,S.Hum ? hmm.. okay! Agak aneh memang, mendadak ada beberapa
huruf yang ikut memanjangkan nama, tapi bagaimanapun itulah hasil dari
perjuanganku 4, 5 tahun kemarin. Agak terlambat memang, karena aku
sempat mengambil cuti untuk shooting Ketika Cinta Bertasbih di Mesir
2008 silam. Namun aku begitu bersyukur, bahwa aku bisa menyelesaikannya…
di tengah perjalanan kuliahku yang terkadang terseok-seok. Seringkali
di kala rasa kantuk yang begitu mendera, karena shooting yang baru usai
pukul 5 subuh, kupaksakan diriku di pagi hari untuk berkata, “Ayo Oki!
Berangkat kuliah!” dan seringkali aku mencubit lenganku sendiri atau
meminta teman mencubitku agar aku tidak tertidur di dalam kelas. Atau
ketika musim ujian sementara sampai dini hari aku masih harus terus
shooting atau berada di luar kota, dna ketika airmata ini
berderai-derai, namun kutepuk lenganku sendiri sambil mengucapkan, “Ayo
Oki! Kamu bisa!”
Ya Tuhan… perjuangan itu… terlewati sudah… …
4, 5 tahun, yang sebenarnya bukan hanya memberikan aku sekedar
tambahan huruf berupa titel, namun lebih dari itu, lima tahun perjuangan
itu telah mengantarkan aku hingga bisa seperti sekarang ini. Bukan cuma
titel atau lembaran nilai-nilai IP, namun juga sahabat-sahabat yang
hebat, yang telah mengajarkan aku makna sesungguhnya dari ‘maju terus
pantang mundur’ sahabat-sahabatku, mereka semua yang ada di kampus.
Mulai dari dosen, teman sekelompok, teman organisasi, penjaga kantin,
anak-anak penjual koran, pak satpam yang baik, bahkan sampai teman-teman
di lokasi shooting, yang selalu menularkan semangat, yang menyadarkan
aku bahwa ilmu itu bukan hanya ada di dalam kelas, namun dimanapun kita
berada disitulah ilmu itu, hingga akhirnya aku memilih untuk banyak
mengikuti kegiatan agar semakin bertambah juga ilmu itu, hingga akhirnya
aku bisa menyelesaikan kuliahku ini.
Namun seperti yang disampaikan sahabat dalam pesan singkatnya, bahwa
setiap akhir adalah awal permulaan yang baru. Maka itulah hakikat wisuda
yang sebenarnya. Di balik wajah kebahagiaan para mahasiswa bertoga,
sebenarnya kita masih memiliki tugas yang lebih besar dari pada sekedar
tugas yang ada dikampus. Yaitu bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat
dengan bekal ilmu yang telah kita isi selama bertahun-tahun di kelas.
Fiufh.. jika membayangkan, tentu itu sungguh berat sekali. Terlebih
melihat wajah para orang tua, yang penuh harapan terhadap anaknya yang
telah menjadi sarjana, yang tak pernah letih melantunkan doa-doa untuk
anaknya…
Ketika sudah mencapai puncak, capailah puncak yang lain. begitu
kiranya nasihat orang bijak yang pas untukku saat ini. Meski wisuda itu
adalah puncak dari perjuangan kita selama di kampus, namun ia bukanlah
akhir. Lihatlah jauh kedepan, masih banyak puncak yang harus kita daki
lagi. Janganlah takut untuk memulai dari Nol, melangkah dari awal untuk
mendaki puncak yang lebih tinggi lagi.
Karena wisuda sesungguhnya bukan disini. Karena wisuda sesungguhnya
bukan ketika kita mengenakan toga kemudian bersalaman dengan pak rektor
menerima ijazah. Wisuda sesungguhnya itu adalah nanti, di akhirat sana.
Ketika kita menerima buku amal dengan tangan kanan, ketika berhasil
melewati panasnya padang mahsyar, ketika Allah telah membukakan pintu
syurganya, dan kita dipersilahkan masuk selamanya.
Subhanallah… itulah wisuda yang sesungguhnya. Puncak dari semua puncak.
Insya Allah, kita termasuk didalamnya… amin…
*Selamat kepada teman-teman perjuangan di kampus UI, terutama
teman-teman FIB sastra Belanda angkatan 2007 dan 2008. Juga selamat
untuk sahabat terbaikku, yang menjadi adik-adikku iparku dalam
film(hehe), Meyda Sefira dan Rahmi Nurulina yang telah meraih gelar
sarjananya. Ayo kita lanjutkan untuk kuliah lagi…!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar